Pekanbaru, adalah sebuah kota yang terletak di bagian timur dari Pulau Sumatera. Ibu kota dari provinsi Riau ini adalah kota yang sibuk. Dari pagi hingga malam, kota ini terus berdenyut dengan berbagai aktivitas masyarakat. Banyak wisatawan menganggap Pekanbaru hanya memiliki Pasar Bawah sebagai daerah tujuan wisata. Namun, pendapat mereka ini salah. Pekanbaru memiliki wisata yang menarik bahkan dikatakan unik. Wisata tersebut adalah wisata makan atau yang dikenal dengan sebutan culinary adventure. Secara spesifik, wisata makanan tersebut adalah Wisata Kedai Kopi.
Banyak terdapat kedai kopi di kota ini. Sebagai gambaran, jika kita menyusuri kawasan di pinggir sungai Siak. Yang di mulai dari Pasar Bawah hingga kawasan pelabuhan Sungai Duku. Dengan mudahnya kita akan menemukan kedai-kedai yang menjual kopi. Kedai kopi yang ada di kota ini, juga berperan sebagai saksi sejarah dalam perkembangan kota. Menurut sejarah, kota ini dahulu bernama Senapelan, yang berada di tepi sungai Siak, karena memiliki posisi yang strategis, daerah ini menjadi kawasan perdagangan. Pada awal abad ke-17, daerah Senapelan berkembang menjadi kawasan pasar. Yang ramai didatangi oleh pedagang-pedagang dari dataran tinggi Minangkabau. Daerah Senapelan ini, berada di bawah pemerintahan Kerajaan Siak. Pada tanggal 23 Juni 1784, berdasarkan musyawarah Dewan Menteri Kerajaan Siak, kawasan ini diberikan nama Pekanbaru atau secara harfiah memiliki arti pasar baru.
Seiring perkembangan zaman, Pekanbaru menjadi sebuah kawasan perdagangan yang besar. Berbagai macam suku bangsa datang ke daerah ini. Para pendatang ini membawa kebudayaan mereka masing-masing. Salah satu suku bangsa yang membawa kebudayaan asli adalah suku bangsa Cina yang sudah lama merantau dan mendiami kawasan ini. Budaya tersebut adalah budaya minum kopi. Budaya ini mereka bawa, secara tidak langsung saat mereka terjun ke usaha warung kopi. Pada zaman dahulu, warung kopi ini akan ramai oleh para pedagang karet. Setelah mereka selesai menimbang karet dan menjualnya, mereka akan melepas lelah mereka dengan minum kopi di kedai. Pelan-pelan, hal ini menjadi kebiasaan.
Seperti sebagian besar kedai kopi di pantai Timur Sumatera. Cara membuat kopi di kedai kopi ini menggunakan kaus kaki. Cara ini sama dengan cara pembuatan kopi di Hainam, Cina yang juga membuat kopi dengan menggunakan saringan. Untuk membuat segelas kopi, terlebih dahulu kopi ini akan di masukkan ke dalam ceret yang selanjutnya akan di isi dengan air panas. Setelah di isi dengan air panas, air kopi yang berada di dalam ceret ini akan dipindahkan kedalam cangkir keramik.
Yup, mereka akan menyajikan kopi ke dalam cangkir yang terbuat dari keramik. Alasan penggunaan cangkir keramik ini agar panas dari kopi ini bisa tahan dengan lama. Sudah menjadi kebiasaan, kedai kopi adalah tempat untuk bertukar pikiran dan berdiskusi. Bagi masyarakat Pekanbaru, jika ingin mendapatkan gosip-gosip terbaru, silahkan berkunjug ke kedai kopi, karena dari secangkir kopi panas ini obrolan akan mengalir dengan lancar. Jika ingin memesan secangkir kopi panas. Kita tinggal menyebutkan kopi O. Kopi O adalah kopi hitam. Penamaan ini, sama seperti di Malaysia, Singapura, Medan, Tanjung Pinang, Batam, Bangka, dan Belitung. Selain kopi O, kita juga bisa memesan kopi susu dan juga teh susu.
Kedai kopi di Pekanbaru sedikit berbeda dengan kedai kopi yang berada di Belitung. Di Belitung, terutama di kota Manggar, Belitung Timur. Kedai kopi di sana tidak menyediakan makanan berat, hanya mie instan dan telor setengah matang. Di Pekanbaru, jika ingin mencari makanan Thionghoa datanglah ke kedai kopi. Di sini kita akan bisa mencicipi kelezatan masakan Thionghoa ataupun masakan lokal. Ada beberapa kedai kopi yang menyediakan makanan yang lain dari pada yang lain. Diantara nya adalah:
Kedai kopi Liana. Kedai kopi yang terletak di jalan Kuantan Pekanbaru ini buka dari pukul 06.30 WIB sampai dengan pukul 15.00 WIB. Di sini, menu andalannya adalah mie Selat Panjang. Mie yang meminjam nama sebuah Kabupaten di Riau ini memiliki keunikan. Mie ini dihidangkan dengan kuah udang ataupun kuah kacang. Kuah udang yang di gunakan berasal dari campuran udang dan bumbu-bumbu pelengkap lainnya. Rasa dari kuah kaldu udang ini hampir mirip dengan rasa dari kuah mie Belitung. Perbedaannya terletak pada rasa. Jika rasa dari kuah mie Belitung agak manis, maka rasa kuah udang dari mie Selat Panjang ini, pedas dan kaya akan rasa rempah dan bumbu. Bau dari kaldu udang mampu menggugah selera saat mie ini dihidangkan. Hal yang sama dengan kuah kacang. Kuah kacang ini berasal dari campuran kacang, santan, dan bumbu penyedap. Rasa dari kuah kacang yang disiram ke mie ini hampir sama seperti dengan kuah gado-gado. Namun, lebih ringan. Kuahnya tidak pekat dan tidak terlalu manis. Di dalam sepiring mie yang kita pesan, terdapat tahu, toge, serta mie kuning. Saat kita menikmati sepiring mie, lebih terasa nikmat jika menambahkan cabe rawit.
Dari Kedai Kopi Liana, kita menuju Kedai Kopi Megaria. Kedai kopi ini terletak di jalan Juanda, Pekanbaru. Di sini, kita bisa menikmati semangkuk mie pangsit. Yap, menu andalan dari kedai kopi ini adalah mie pangsit keriting. Mie yang digunakan dalam mie pangsit ini adalah mie keriting. Saat menghidangkan mie ini akan ditambahkan ayam yang sudah di bumbu merah, dan semangkuk pangsit rebus. Jika mie diaduk, kita dapat melihat di dasar mie ini, terdapat bumbu yang berwarna coklat. Bumbu ini hampir mirip teksturnya dengan bumbu mie ayam. Namun, rasa dari bumbu pangsit ini tidaklah semanis bumbu mie ayam. Ada rasa pedas dari bumbu ini. Saat menikmati mie pangsit Megaria, jangan lupakan untuk menambah acar cabe rawit. Jika kita menambahkan acar cabe rawit kedalam mie ini, paduan rasa pedas, asin akan semakin memanjakan lidah kita.
Selain pangsit keriting dan mie Selat Panjang, ada lagi sebuah kedai kopi yang unik. Kedai kopi ini bernama Kedai Kopi Sahabat. Kedai Kopi Sahabat ini terletak di jalan Juanda Pekanbaru. Selain menyediakan kopi. Kedai kopi ini juga menyediakan hidangan yang unik. Hidangan tersebut bernama mie kari. Mie kari ini tidak menggunakan mie kuning, namun menggunakan bihun dan di hidangkan bersama kuah kari. Bihun ini tidak direbus ataupun digoreng, namun disiram. Kari yang akan di campurkan kedalam mie ini bukanlah kari kambing, kari tersebu adalah kari ayam. Dan rasa karinya tidak sepekat rasa kari kambing. Namun masih menyisakan sengatan pedasnya kari. Selain ayam, di dalam semangkuk mie kari ini juga ditambahkan dengan kentang rebus. Sangat mengugah selera bagi kita para pecinta makanan.
Di Kedai Kopi Nikmat, yang terletak di jalan Sudirman, selain makan berat, seperti mie goreng, mie rebus, lontong pecal, dan sate, sering ditemui pelanggan yang memesan roti bakar. Kebiasaan masyarakat Pekanbaru saat menikmati segelas kopi, mereka akan memesan roti bakar. Roti bakar yang ada di kedai kopi memiliki suatu ciri khas. Selai yang mereka gunakan adalah selai srikaya. Dan cara makan roti ini pun unik, ada yang makan biasa. Dan ada pula yang makan roti ini dicelupkan kedalam kopi. Jika dicelupkan, perpaduan antara pahitnya kopi dan manisnya srikaya akan memberikan sensasi yang berbeda di mulut kita.
Ingin memanjakan lidah dan menikmati wisata yang berbeda di Pekanbaru, silahkan datang ke kedai kopi. Di sana, lidah kita akan dimanjakan dengan keunikan dan sensasi berbeda dari makanan yang ada di kedai kopi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H