Lihat ke Halaman Asli

Meningkatkan Daya Saing Angkutan Umum Konvensional (Bagian 2 dari 2 Tulisan)

Diperbarui: 10 April 2017   15:30

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Sudah baca Bagian 1?

Meningkatkan daya saing angkutan umum konvensional adalah istilah kunci yang saya gunakan dalam rangka mencari solusi dan jalan tengah atas persaingan antara angkot dan moda transportasi berbasis online.

Dengan berbagai masalah sebagaimana telah disebutkan dalam tulisan sebelumnya, tentu sangat beralasan jika angkot mulai kehilangan konsumen. Selain sebagian beralih dengan menggunakan kendaraan pribadi terutama motor, hadirnya moda transportasi berbasis online ikut menggerus pasar angkot yang memang sudah berkurang.

Meskipun kehadiran moda transportasi berbasis online sebenarnya dibuat sebagai alternatif dan pelengkap (komplemen) dan bukan pengganti atau untuk menghapus angkutan umum konvensional, kenyataannya konsumen lebih memilih moda transportasi online ini dibanding angkutan umum konvensional.

Harus diakui bahwa angkutan umum konvensional sulit bersaing dengan moda transportasi berbasis online. Dengan kondisi seperti ini, angkutan umum konvensional bisa saja benar-benar akan punah jika tidak berbenah.

Mekanisme pasar tentu akan berlaku, di mana penyedia jasa yang lebih bisa memenuhi kebutuhan konsumenlah yang mampu bertahan dan menghadapi persaingan.
Dengan kondisi seperti ini, sebuah solusi dan jalan tengah diperlukan untuk mempertahankan keberadaan angkot atau angkutan umum konvensional. Dan, salah satunya adalah dengan meningkatkan daya saing angkutan umum konvensional.

Mempertahankan keberadaan angkot juga berarti tetap memberikan berbagai alternatif moda transportasi yang bisa dipilih oleh konsumen. Karenanya upaya mempertahankan angkot juga menjadi perhatian dan tanggung jawab pemerintah daerah.

Beberapa alternatif solusi dan jalan tengah yang bisa dilakukan untuk meningkatkan daya saing angkutan umum konvensional adalah sebagai berikut (jyah bahasanya baku beut wkkk).

(1) Menata ulang trayek angkot (angkutan umum). Salah satu penyebab angkot mulai ditinggalkan adalah dengan dibangun atau dibukanya jalan-jalan baru yang dapat mempersingkat jarak dan membuka akses daerah baru yang sebelumnya belum terjangkau. Dengan membuat/mengalihkan trayek angkot melalui jalan-jalan baru ini, bisa menyediakan alternatif bagi konsumen yang sebelumnya belum terlayani oleh angkot. Konsumen yang sebelumnya memilih ojek online misalnya karena bisa melalui jalur baru yang lebih cepat ke tujuan bisa jadi akan kembali memilih naik angkot yang melalui jalur tersebut.

(2) Kalo alternatif solusi yang kedua ini membutuhkan inisiatif dan kreativitas supir atau pemilik angkot, yaitu menjadikan angkotnya sebagai mobil sewaan. Berdasarkan info yang ogut dapat, ada supir angkot yang menyiasati menurunnya pendapatan dengan mencari konsumen atau pelanggan yang mau menyewa angkotnya dengan cara memberikan no hapenya yang bisa dihubungi saat angkotnya perlu disewa.
Ya demikian saja alternatif solusi yang bisa ogut berikan #eh (jyah jadi begini doang, padahal prolognya udah meyakinkan en panjang bingitz wkkk).

Tentu tidak dong hehe...

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline