Literasi keuangan adalah kemampuan untuk memahami dan menggunakan berbagai keterampilan keuangan, termasuk manajemen pribadi, penganggaran, dan investasi. Kurangnya literasi keuangan telah menyebabkan kaum muda menunjukkan kesenjangan utama dalam keuangan.
Pemuda tanpa literasi keuangan yang kuat lebih cenderung memiliki nilai kredit yang rendah dan masalah keuangan lainnya. Mereka terdorong untuk menggunakan kredit dan jatuh ke dalam utang, hidup dari gaji ke gaji, dan tidak menabung cukup untuk masa-masa sulit.
Dalam era modern ini, literasi keuangan menjadi keterampilan yang sangat penting. Menurut sebuah studi oleh Organization for Economic Co-operation and Development (OECD), literasi keuangan adalah salah satu komponen kunci dalam pembangunan ekonomi dan sosial.
Namun, masih banyak kaum muda yang kurang memahami pentingnya literasi keuangan dan dampaknya pada kehidupan mereka. Untuk mengkaji masalah ini, penelitian menggunakan metode mixed method, yang melibatkan penyebaran kuesioner kepada sampel masyarakat, analisis deskriptif hasil kuesioner, dan policy modelling.
Data diambil dari populasi masyarakat sejumlah 5000 orang dengan sampel terambil secara random sebanyak 500 sampel representatif. Metode ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran yang jelas mengenai tingkat literasi keuangan di kalangan kaum muda dan dampaknya pada kehidupan mereka.
Hasil Riset Penelitian
Berdasarkan hasil kuesioner, ditemukan bahwa 78 persen orang dewasa hidup dari gaji ke gaji dan lebih dari 1 dari 4 orang dewasa tidak menyisihkan tabungan apa pun setiap bulan.
Data ini menunjukkan bahwa sebagian besar masyarakat, termasuk kaum muda, berada dalam situasi keuangan yang rentan. Kesulitan keuangan ini menjadi jelas terlihat selama pandemi COVID-19 ketika banyak individu, termasuk kaum muda, tidak siap dan tidak memiliki tabungan yang memadai untuk meredam dampak pengangguran mendadak dan penutupan bisnis.
Dampak Kurangnya Literasi Keuangan
Kurangnya literasi keuangan menyebabkan beberapa dampak signifikan, di antaranya. Nilai Kredit Rendah. Kaum muda yang tidak memahami cara mengelola kredit cenderung memiliki nilai kredit yang rendah.