Dunia intelektual, sebagai medan di mana gagasan-gagasan berkembang dan diperbincangkan, seringkali dipandang sebagai ruang yang abstrak dan kompleks. Pemikiran dan pandangan yang beragam, Bruno Latour telah mencapai puncaknya sebagai salah satu pemikir yang paling berpengaruh dalam sains, teknologi, dan kritik sastra. Melalui karyanya yang inovatif, Latour berhasil menggoyahkan fondasi paradigma kritis tradisional, membuka jalan bagi pengembangan pembacaan pasca-kritis.
Pemikiran Latour dalam Konteks Kritik
Bruno Latour lahir pada tahun 1947 di Prancis, serta pemikirannya yang berpengaruh hingga kematiannya pada tahun 2022, telah memberikan sumbangan monumental dalam berbagai bidang, mulai dari sosiologi, sains, ekologi hingga kritik sastra. Salah satu kontribusi paling menonjolnya adalah Teori Jaringan-Aktor (Actor-Network Theory/ANT), yang merevolusi cara kita memandang hubungan antara manusia, teknologi, dan lingkungan alam. ANT menolak pemisahan tradisional antara "sosial" dan "alam", membuka jalan bagi pemahaman yang lebih holistik tentang interaksi kompleks di dalamnya.
Konsep Jaringan-Aktor: Memperluas Wilayah Pengetahuan
Dalam ANT, Latour mengeksplorasi peran penting teknologi, alat, dan artefak dalam pembentukan pengetahuan. Latour menolak pemisahan biner antara "alamiah" dan "budaya", menunjukkan bahwa entitas manusia dan non-manusia sama-sama berperan dalam jaringan kompleks pembentukan pengetahuan. Contohnya, dalam laboratorium, peralatan dan teknologi memainkan peran krusial dalam pembuatan "fakta ilmiah", menggiring kita untuk melihat bahwa realitas itu sendiri adalah konstruksi sosial yang melibatkan partisipasi aktif berbagai elemen.
ANT dan Pembacaan Pasca-Kritis (Postcritical)
Pemikiran Latour juga telah mempengaruhi arah kritik sastra, terutama dalam pengembangan pembacaan pasca-kritis. Latour menantang asumsi-asumsi yang mendasari kritik sastra tradisional, seperti pembacaan simtomatis yang mencari makna tersembunyi di balik teks. Sebagai alternatifnya, Latour mengajukan pembacaan pasca-kritik yang menempatkan teks sebagai aktan yang dapat menciptakan perbedaan pada pembaca dan dunianya.
Pembacaan Kritis
Dalam pembacaan pasca-kritis, pembaca diundang untuk melihat teks sebagai jaringan aktor yang kompleks, di mana berbagai elemen saling berinteraksi untuk menciptakan makna yang beragam. Ini memberi kebebasan bagi kritik sastra untuk menjelajahi berbagai makna dan interpretasi tanpa terikat pada paradigma kritis tradisional yang mencari kebenaran tunggal di dalam teks.
Implikasi dalam Kritik Sastra