Lihat ke Halaman Asli

Pengabdian Masyarakat oleh Mahasiswa (PMM) di Desa Sumbergondo, Kecamatan Bumiaji, Batu

Diperbarui: 5 September 2023   16:55

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

sumber gambar : pribadi

Pengabdian kepada masyarakat oleh mahasiswa (PMM) merupakan kegiatan pendampingan dan pelayanan mahasiswa untuk pengembangan dan pemberdayaan masyarakat dalam menerapkan aplikasi, desain, teknologi atau perubahan sosial ke arah yang lebih baik. PMM dilakukan oleh mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) secara perorangan atau kelompok yang bertujuan untuk memberikan manfaat kepada masyarakat. PMM sendiri merupakan kegiatan wajib yang harus dilakukan mahasiswa UMM untuk memenuhi syarat kelulusan.

PMM sendiri dapat dilaksanakan secara perorangan atau kelompok dengan maksimal 5 orang. Pemilihan anggota kelompok tidak ditentukan oleh UMM, jadi mahasiswa bebas menentukan kelompok sendiri. Kegiatan PMM dilakukan dengan rentang waktu 30 hingga 90 hari. Kegiatan PMM menjadi wadah bagi para mahasiswa menyalurkan berbagai macam kegiatan positif pada  masyarakat. PMM sendiri bertujuan untuk mengaplikasikan Hilirisasi hasil penelitian Universitas Muhammadiyah Malang (UMM).

PMM Bhaktiku Negeri Kelompok 53 Gelombang 3 Beranggotakan Ajie Redha Pamsi sebagai koordinator kelompok, Ardian Eko Dwi Ariadi, Guliano Putra Altra Madjid, dan Bayun Ranum Kinanti serta dosen pembimbing Widianto ST., MT. Program kerja yang dilaksanakan adalah membuat plakat penunjuk jalan sebanyak 3  buah serta membuat tempat sampah. Kegiatan tersebut dilaksanakan pada tanggal 17 Juli 2023 hingga 18 Agustus 2023. Kegiatan tersebut dilaksanakan di Desa Sumbergondo, Kecamatan Bumiaji, Kota Batu. Desa Sumbergondo dipilih karena potensi wisatanya yang sangat bagus serta masyarakatnya yang sudah maju dan menyadari pentingnya potensi pariwisata.

Pembuatan plakat dipilih karena kurangnya penunjuk jalan menuju tempat wisata Sawah Genting, yang menyebabkan tidak tahunya wisatawan untuk mengakses tempat wisata tersebut. Sangat disayangkan apabila potensi wisata Sawah Genting menjadi berkurang dikarenakan akses yang terbatas. Oleh sebab itu, diharapkan dengan adanya plakat akan memudahkan wisatawan untuk menuju lokasi serta menambah jumlah wisatawan yang berkunjung di lokasi tersebut. 

Pembuatan plakat diawali dengan pencarian besi serta tiang yang sesuai, lalu dilakukan proses pemotongan dan pengecatan. Setelah itu, penempelan stiker plakat yang desainnya sudah disetujui oleh Kepala Desa. Plakat yang sudah jadi lalu dipasang pada titik lokasi yang telah ditentukan. Sementara pembuatan tempat sampah dipilih karena kurangnya tempat sampah yang dikhawatirkan akan membuat sampah berserakan serta mengurangi keindahan lokasi wisata tersebut. 

Tempat sampah dibuat dari limbah wadah cat yang tidak digunakan lagi, wadah tersebut dipoles sedemikian rupa agar indah dipandang serta pemberian stiker sampah organik dan anorganik. Pemisahan tempat sampah dilakukan untuk mempermudah proses penguraian, agar sampah organik dapat dimanfaatkan sebagai kompos serta sampah anorganik diolah di tempat pembuanagan akhir. Kelompok 53 berharap program kerja tersebut bermanfaat bagi masyarakat dalam jangka panjang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline