Lihat ke Halaman Asli

Kebiasaan Buruk Dalam Keluarga, Khususnya Broken Home

Diperbarui: 9 April 2022   07:27

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Kebiasaan buruk dalam keluarga, khususnya broken home

Keluarga adalah komunitas utama sebelum bertemu dengan orang lain. Keluarga lah yang akan membentuk karakter seorang anak. Wajar saja jika pendidikan pertama didapatkan dari komunitas keluarga. 

Komunitas keluarga lah yang memiliki fungsi Afeksi, fungsi perilaku, Dan fungsi norma. Jika orang tua berperilaku kepada anaknya toxic, atau tidak bijak anak tersebut akan terlibat perdebatan batin. Dan akan merasa tidak aman jika berada di komunitas keluarga. 

Oleh karena itu sebagai orang tua tidak baik untuk berperilaku buruk terhadap anaknya, apalagi anaknya sampai berasakan broken home.

Anak broken home yang mengalami pergolakan di hidupnya. Ketidak harmonisannya membuat nya seperti itu. Kurangnya komunikasi, masalah ekonomi, visi misi yang berbeda dengan orang tuanya. 

Tidak jauh dengan hubungan yang tidak sehat. Broken home juga menjadi salah satu faktor yang harus dihindari. Banyak anak yang hampir depresi dan bunuh diri hanya karena masalah yang dihadapi nya.

Sangat banyak isu yang dialami oleh para broken home. Terauma yang ditimbulkan oleh orang orang sekitar bisa saja ia akan sulit mempercayai orang lain. 

Mengalami depresi berkepanjangan hingga tindakan bunuh diri. Rumah itu susah disembuhkan. Kecuali kita ber meditasi dan menenangkan diri dengan cara Pergi ke psikologi.

Oleh karena itu bentuk lah keluarga yang sehat dan baik agar keharmonisan Terjalin




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline