Lihat ke Halaman Asli

Langkah Aman Menggunakan Pesawat

Diperbarui: 6 Maret 2016   19:28

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Kompas / HERU SRI KUMOROPramugari memperagakan prosedur keselamatan jika terjadi keadaan darurat di dalam pesawat, sebelum terbang dari Semarang menuju Jakarta, Minggu (4/1/2015). Demonstrasi ini penting untuk diperhatikan dan diketahui penumpang sebagai upaya meningkatkan keselamatan dalam penerbangan."][/caption]

Pesawat terbang adalah pilihan transportasi teraman. Data menunjukkan, kecelakaan pesawat per mil terbang jauh lebih kecil daripada kecelakaan per kilometer perjalanan di jalan raya. Namun, kita harus tetap waspada karena faktor manusia dalam beberapa dekade terakhir berubah menjadi faktor utama penyebab kecelakaan, bukan lagi masalah teknis.

Mari ikuti beberapa langkah ini sebagai upaya menciptakan penerbangan yang aman. Supaya tidak bingung, yang dimaksud aman di sini adalah keamanan jiwa atau keselamatan (safety) ya..., bukan keamanan barang (security).

Pertama, pastikan naik pesawat terbang dengan menggunakan tiket resmi. Kenapa? Supaya nama kita tercantum dalam manifes (daftar) penumpang. Jika sewaktu-waktu terjadi masalah dalam penerbangan (mudah-mudahan sih ga), baik pihak maskapai maupun pemangku kepentingan lain pasti selalu menggunakan manifes penumpang sebagai data utama.

Orang-orang yang tidak tercantum namanya dalam manifes, kemungkinan akan luput dari perhatian. Padahal, tiket palsu atau tiket asli-tetapi-palsu pasti harganya lebih mahal daripada tiket resmi. Sudah bayar mahal, tetapi kalau orangnya hilang malah ga dicari, ­boro-boro dapat asuransi, kan rugi.

Kedua, terbanglah dalam keadaan sehat jiwa dan raga. Tidak ada satu pun maskapai udara yang menyediakan dokter atau tenaga medis lain selama penerbangan, di kereta aja ga ada. Kalau kereta api harus berhenti di stasiun terdekat, pesawat pun harus mendarat di bandara terdekat jika ada penumpang yang sakit, terutama yang terlihat parah.

[caption caption="Akses darurat pesawat Boeing 737-800 yang dapat digunakan saat pendaratan darurat di darat atau di air. (Bayu M. Wicaksono)"]

[/caption]

Orang-orang yang mengidap gangguan terkait penerbangan, ibu hamil, dan orang yang sewaktu-waktu bisa kejang sebaiknya didampingi jika melakukan penerbangan. Jika tidak bisa, lakukanlah cara lain untuk menurunkan risiko yang mungkin ditimbulkan akibat kondisi-kondisi tersebut. Sekali lagi ingat, tidak ada dokter di pesawat.

Ketiga, jangan bermain-main dengan barang bawaan. Bahan-bahan yang korosif, mudah meledak atau terbakar, beracun, bersifat radioaktif, atau mudah beroksidasi dilarang diangkut dengan mengunakan pesawat. Baterai litium berkapasitas besar dan alat pelumpuh seperti pistol listrik juga tidak boleh dibawa.

Aturan penerbangan memang ketat dan terstandar secara internasional. Semua itu diterapkan untuk menjaga keselamatan penumpang. Jadi, jangan coba-coba mengakali, kecuali cukup nyali menghadapi malaikat pencabut nyawa. Selain itu, pasti dijatuhi sanksi oleh negara. Banyak kan berita orang yang ditangkap karena ngaku-ngaku bawa bom? Apalagi bawa bahan berbahaya betulan hayoo.

Namun, ada sedikit kelonggaran. Barang-barang yang dapat membahayakan secara tidak langsung masih boleh dibawa, hanya saja harus diletakkan dalam kompartemen kargo. Benda-benda tajam dan alat pemukul termasuk dalam kategori ini.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline