Lihat ke Halaman Asli

Bayu Mulyana

Mahasiswa

Bahasa Cermin Identitas dan Pilar Kebudayaan Bangsa

Diperbarui: 26 November 2024   12:22

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Bahasa adalah salah satu warisan budaya yang paling bernilai dan fundamental bagi setiap bangsa. Lebih dari sekadar alat komunikasi, bahasa adalah sarana untuk mengekspresikan cara berpikir, nilai-nilai hidup, serta tradisi yang telah ada sejak lama dalam sebuah masyarakat. Dengan kata lain, bahasa bukan hanya sekumpulan kata atau frasa, tetapi juga cerminan dari jati diri suatu bangsa.

Di Indonesia, Bahasa Indonesia berperan sangat penting sebagai pengikat keberagaman budaya. Dari Sabang hingga Merauke,  bahasa bisa menyatukan ribuan pulau, suku, dan bahasa daerah yang berbeda-beda. Bahasa Indonesia bukan hanya alat komunikasi antarwarga negara, tetapi juga sebagai simbol dari keberagaman yang saling menghargai dan hidup berdampingan. Dalam Bahasa Indonesia, kita menemukan jejak-jejak sejarah, pengaruh budaya luar, serta nilai-nilai luhur yang diwariskan dari generasi ke generasi.

Namun, seiring dengan perkembangan zaman, bahasa tidak lepas dari pengaruh globalisasi. Teknologi, media sosial, dan hiburan dari luar negeri membawa bahasa-bahasa asing yang semakin dominan dalam kehidupan sehari-hari. Istilah-istilah dalam bahasa inggris, misalnya, kini sudah sangat akrab di telinga masyarakat, terutama generasi muda. Padahal, jika tidak hati-hati, penggunaan bahasa asing yang berlebihan dapat mengancam kelestarian bahasa ibu dan Bahasa Indonesia itu sendiri.

Fenomena ini bukan hanya terjadi di Indonesia, tetapi juga di banyak. negara lain. Perubahan ini membawa tantangan tersendiri dalam menjaga kelangsungan bahasa sebagai bagian dari identitas budaya. Dengan semakin berkembangnya teknologi dan media sosial, kita sering kali melihat generasi muda lebih mengenal istilah asing daripada kosakata atau ungkapan tradisional dalam bahasa ibu mereka.

Namun, bukan berarti kita harus menolak globalisasi atau perkembangan teknologi. Sebaliknya, kita bisa memanfaatkan teknologi untuk memperkenalkan dan melestarikan bahasa indonesia. Salah satu langkah awal yang bisa dilakukan adalah dengan menanamkan kecintaan terhadap bahasa ibu dalam pendidikan. Kurikulum yang menekankan pada pentingnya berbahasa dengan baik dan benar, serta mengajarkan nilai-nilai budaya yang terkandung dalam bahasa, sangatlah penting.

Selain itu, pemerintah, media massa dan platform digital dapat berperan aktif dalam mempromosikan Bahasa Indonesia. Dalam dunia digital yang semakin terhubung, kampanye untuk menggunakan Bahasa Indonesia secara benar dan bijak bisa dilakukan melalui berbagai saluran, baik itu media sosial, apikasi, maupun situs web. Dengan demikian, bahasa kita tetap relevan , bahkan di tengah derasnya arus informasi dari berbagai belahan dunia.

Bahasa Indonesia, dengan segala kekayaan kosakata dan maknanya, adalah milik kita bersama. Ia bukan hanya simbol kebanggaan, tetapi juga kekuatan yang menyatukan bangsa ini. Setiap kata yang kita ucapkan memiliki sejarah dan makna yang mendalam, yang mencerminkan perjalanan panjang bangsa ini menuju kemerdekaan dan kemajuan.

Akhirnya, bahasa adalah harta yang harus dijaga dengan sepenuh hati. Jangan biarkan pengaruh luar mengikis esensi dari bahasa kita. Kita harus bangga menggunakan bahasa sendiri, dan dengan itu, kita turut melestarikan kebudayaan dan identitas bangsa. Bahasa adalah cermin dari siapa kita, dan dengan mempertahankannya, kita ikut memastikan bahwa jati diri kita tetap hidup, meskipun dunia terus berubah.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline