Lihat ke Halaman Asli

Ketika Brasil Kehilangan Silva

Diperbarui: 18 Juni 2015   06:52

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

14048729512102498728

Tujuh gol hanya berbalas satu, sebuah hasil akhir partai sepak bola di luar kebiasaan. Mungkin mahfum apabila itu terjadi dalam pertandingan tim pemuncak klasemen di sebuah liga elit dengan tim yang menjadi juru kuncinya. Namun untuk level laga semifinal Piala Dunia tentu akan mengejutkan semua pihak, termasuk saya.

Gila..! ini semifinal! Sebuah fase yang harusnya menyajikan pertandingan super kompetitif karena yang bertanding tentu kesebelasan yang sudah teruji melewati ketatnya persaingan di fase grup, fase knockout kedua dan fase perempat final. Apalagi jika yang bertanding adalah juara dunia lima kali Brasil, yang juga menjadi tuan rumah, melawan Jerman, raksasa Eropa dan juara dunia tiga kali. Pastinya pertandingan klasik sarat gengsi yang bakal tersaji.

Gambar: latino.foxnews.com

Faktanya hasil akhir babak semifinal antara kedua kesebelasan tersebut berakhir jauh dari prediksi semua pencinta bola di jagad bumi. Bukannya laga ketat yang tersaji, malahan ajang bulan-bulanan yang terjadi. Tujuh gol punggawa der panzer, hanya bisa dibalas satu gol. Itu pun pada menit-menit akhir pertandingan.

Skor mencolok tersebut tentu punya banyak sebab yang bisa diulas. Termasuk saya yang tergelitik untuk mengulas canggihnya pertandingan tersebut. Namun buat saya, yang hanya sekedar penikmat Piala Dunia, keberhasilan Jerman memepermalukan tuan rumah Brasil di Estadio Mineirao, Belo Horizonte, Rabu (9/7/2014) dini hari tadi tak bisa lepas dari hilangnya Thiago Silva. Kapten sekaligus pemain belakang tangguh Brasil yang urung tampil akibat akumulasi kartu kuning. Silva memiliki banyak peran selain salah satu dari sepuluh pemain belakang tengah terbaik dunia saat ini. Peran Silva sebagai kapten dan pemain senior juga krusial dalam membangun mental pemain Brasil

Diawal laga saya melihat Brasil tampil lebih percaya diri dengan inisiatif mereka menyerang. Satu dua sentuhan dan tusukan Brasil terlihat lebih berbahaya dan dominan ketimbang Jerman yang masih coba meraba permainan. Bahkan pemain Jerman lebih sering melakukan passing error. Tetapi gol cepat Jerman jadi petaka. Keasyikan menyerang membuat lini belakang Brasil, yang ditinggal jagoannya jadi lebih mudah ditembus.

Brasil memang jarang punya pemain belakang sangat bagus, karena biasanya bahkan pemain belakangnya pun jago menyerang. Mereka lebih suka menyerang daripada bertahan. Bek dengan kelas Thiago Silva itu cukup langka. Tidak hanya jago, dia juga sudah matang. Brasil memiliki David Luiz yang juga hebat tapi dia masih lebih muda, mentalnya belum teruji, dan mental juga penting dalam kompetisi ketat seperti Piala Dunia.

Setelah mengalami kebobolan pertama, jelas semangat pemain Brasil melecut untuk bisa membalas dengan cepat. Oleh karena itu mereka makin agresif menyerang. Namun ketika itu pulalah bencana datang buat Tim Samba. Asyik menyerang, tetapi kondisi lini belakang sangat buruk.

Hal itu dimanfaatkan Jerman yang punya permainan taktis dengan umpas satu dua dan terkadang memainkan umpan langsung cepat terukur. Jerman memiliki tim yang lengkap, kuat, tidak hanya bertahan tapi juga menyerang.

Ketika Brasil sadar, skor terlanjur mencolok 5-0. Mereka sadar akan kalah meski akhirnya bisa mencuri gol hiburan. Intinya Jerman tampil cerdas dengan caranya. Efisien bermain passing, cermat memanfaatkan ruang dan bermain sebagaimana pola mereka bermain. Sedangkan Brasil, seolah belum siap menghadapi hilangnya Thiago Silva sebagai pemimpin, dan barangkali kehilangan penyerang harapan mereka Neymar sehingga mengurangi daya gedor Brasil.

Usai sudah pertandingan...




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline