Lihat ke Halaman Asli

Bayu Indra Permana

Mahasiswa Fakultas Hukum, Universitas Jember

Inovasi Wirausaha Memajukan Potensi Toko Buku Online dalam Terjangan Pandemi Covid-19

Diperbarui: 2 September 2021   14:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dok. Pribadi

Pada Kuliah Kerja Nyata (KKN) "Back to Village" 3 Universitas Jember tahun 2021 ini, saya mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Jember melaksanakan program kerja KKN bertempat di kelurahan Tegal Gede. Kelurahan Tegal Gede berada di kecamatan Sumbersari, kabupaten Jember. Letak kelurahan ini dekat dengan area kampus Universitas Jember sehingga banyak mahasiswa bermukim disini selama kuliah. 

Kondisi ini menyebabkan banyak wirausahawan yang membuka berbagai jenis usaha di daerah ini. Keadaan tersebut membuat saya memilih tematik KKN pemberdayaan wirausahawan terdampak Covid-19. Salah satu wirausahawan yang menjadi Mitra Sasaran KKN saya adalah toko buku "Literasi Hukum" dengan pemiliknya Mohamad Rafi Alfarizy. Literasi Hukum terletak di perumahan Taman Kampus Blok A1/16, Kelurahan Tegal Gede, Kecamatan Sumbersari, Kabupaten Jember.

Terjadinya wabah Covid-19 sejak maret 2020 berdampak penurunan pada kegiatan wirausaha. Penurunan terjadi pada sejumlah sektor ekonomi seperti industri pengolahan, sektor perdagangan, hotel dan restoran dan pedangang kaki lima. Penurunan terjadi terkait adanya peraturan "Study from home"(SFH) dan “Wordk from Home” (WFH) serta berbagai pembatasan kegiatan serta mobilitas dan aktivitas sosial masyarakat. Untuk mencegah kondisi ekonomi yang semakin menurun maka pemerintah menerapkan kebijakan "new normal" dengan menerapkan protokol kesehatan 5M yakni mencuci tangan, memakai masker, menghindari kerumunan, menjaga jarak dan mengurangi mobilitas.

Pandemi memang telah membuat berbagai aspek menjadi lesu. Perekonomian tidak lagi seagresif dahulu saat keadaan normal. Akibatnya, barbagai bisnis pun ikut-ikutan terkena dampak dan semakin hari semakin lesu. Tak terkecuali pada bisnis jual beli buku. Mengutip dari Alenia.id, IKAPI (Ikatan Penerbit Indonesia) menjelaskan bahwa sebanyak lebih dari 50 persen penerbit telah mengalami penurunan pada masa pandemi. Sebenarnya, memang bukan tanpa sebab megapa akhir-akhir ini penjualan buku semakin lesu. Jika pada situasi normal, banyak pembeli yang akan langsung mendatangi toko buku ternama maupun toko buku milik perorangan untuk melihatlihat buku yang diminatinya.

Akan tetapi, semenjak pandemi, pembatasan sosial menjadi penghalang menarik pembeli. Banyak masyarakat yang enggan untuk mendatangi toko-toko buku untuk menghindari penyebaran di tempat umum. Lantas kalau begitu, kira-kira bagaimana ya strategi terbaik agar bisnis buku tetap berjalan di masa pandemi?

Dalam program kerja saya kepada mitra sasaran agar dapat survive ditengah pandemi saat ini, kami membimbing dan mendampingi mitra sasaran untuk manfaatkan marketplace. Penjualan melalui online bisa menjadi salah satu strategi yang patut dipertimbangkan. Penjualan online dapat dilakukan dengan bekerja sama marketplace, seperti Tokopedia, Bukalapak, Shopee, dan masih banyak lagi. Tren berbelanja online ternyata sudah dipertimbangkan nilai positifnya oleh pemerintah, begitu juga IKAPI yang sudah menghimbau para penerbit untuk menjualkan produk bukunya pada marketplace.

Selanjutnya yaitu dengan menawarkan berbagai promo kepada konsumen guna meningkatkan minat beli para konsumen. Berjualan online, tidak akan efektif jika tidak diikuti dengan penawaran yang menarik, salah satunya lewat promo atau diskon yang tentunya dapat menarik perhatian konsumen. Dengan berjualan melalui marketplace, bisa mendapatkan keuntungan berjualan online, salah satunya banyak promo yang dihadirkan secara besar-besaran. Promo yang ditawarkan pada marketplace biasanya berupa gratis ongkir hingga potongan harga pada tanggal-tanggal tertentu.

 Kemudina yaitu memahami minat konsumen. Selain memanfaatkan penjualan online, aspek minat konsumen tidak bisa dilepaskan begitu saja. Bahkan, ketika penjual tidak bisa berhadapan langsung dengan konsumen tetap saja membutuhkan pengetahuan akan minat dan kebiasaan konsumen dalam membeli produk pada saat tersebut. Kemampuan memahami konsumen menjadi poin penting agar dapat memasarkan produk dengan tepat sasaran. 

Salah satunya dengan menghadirkan berbagai konten yang berkaitan dengan produk. Konten menjadi hal yang cukup penting untuk menarit minat lebih. Berbagai format konten yang menarik konsumen dapat melalui ilustrasi, video, caption, hingga mungkin bisa dengan cara memviralkan suatu challenge atau kompetisi yang dapat menarik konsumen.  Konten tersebut nantinya akan ditampilkan lewat marketplace atau media sosial sebagai tempat pemasaran.

Kemudian dalam kaitannya mengenai branding usaha, usaha milik mitra sasaran ini belum memiliki papan nama yang terpampang, sehingga membingungkan konsumen yang ingin menghampiri toko buku mitra sasara untuk melihat-lihat koleksi buku yang tersedia. Hal ini kemudian saya siasati dengan menghadirkan papan nama baru yang jelas dan informatif, untuk dapat memudahkan konsumen untuk mencari alamat toko buku milik mitra sasaran.

Dalam program kerja yang telah saya jalankan dan dirasakan langsung oleh mitra sasaran untuk perubahan dalam usahanya. Benar saja, terjadi peningkatan penjualan yang dialami oleh mitra sasaran pada bulan Agustus ini, yang mana sangat berdampak baik bagi usaha mitra, meskipun dalam keadaan pandemi seperti saat ini. (Bayu Indra Permana/KKN 25/ Tegalgede, Jember/Yudha Alif).

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline