Lihat ke Halaman Asli

Bayu Bondan

ASN yang belajar jadi penulis

Bale Asih

Diperbarui: 28 November 2017   09:57

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Penampakan Bale Asih dari Layar Kaca (Dok. Pri)

Ada  yang pernah dengar nama ini sebelumnya? Bale Asih yang berdiri sejak  tahun 2014 merupakan salah satu toko dari sekian banyak toko alat  sekolah di Tasikmalaya. Yang membuatnya berbeda dengan toko lainnya  karena toko ini tidak melakukan aktivitas penjualan seperti biasanya.

Bale Asih merupakan "Tempat Berbagi", maka barang-barang yang ada di toko ini dibagikan secara gratis. Ya, gratis, free,  cuma-cuma. Pelanggannya adalah anak usia sekolah yatim, piatu, yatim  piatu, dan kurang mampu (dhuafa). Dalam dua minggu terakhir menjelang  tahun ajaran baru kemarin saja, Alhamdulillah sudah ratusan anak yang menyambangi toko ini.

Pemiliknya  adalah seorang pensiunan PNS bernama Pak Yayan Tahyan. Beliau memiliki  niat mulia yaitu ingin berbagi kebahagiaan dengan anak-anak tersebut.  Mereka yang bahagia karena punya seragam, tas, buku, alat tulis, dan  sepatu baru. Pak Yayan juga turut bahagia karena mereka bisa punya  perlengkapan sekolah baru sama dengan teman-teman sebaya yang  keluarganya masuk kategori mampu.

"Jadi siapa saja yang butuh  peralatan sekolah, saya kasih secara cuma-cuma, tinggal datang saja ke  toko," kata Yayan (republika.co.id).

Saat masih aktif sebagai PNS,  Pak Yayan memegang amanah sebagai Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten  Tasikmalaya. Hal inilah yang membuat dirinya merasa memiliki kewajiban  untuk tetap menebar manfaat di dunia pendidikan. Jadi, meskipun saat ini  Pak Yayan sudah tidak lagi bekerja dengan seragam gagahnya, namun  beliau masih bisa turut andil dalam rangka membantu mencerdaskan anak  bangsa. Beliau menceritakan bahwa sebenarnya sudah lama memiliki  cita-cita mendirikan Bale Asih, namun baru kesampaian setelah masa  purnabakti.

Senyum Bahagia Anak-Anak (baleasih.blogspot.com))

Dikutip dari student.cnnindonesia.com,  berdasarkan data UNICEF tercatat bahwa pada tahun 2016 sebanyak 2,5 juta  anak Indonesia tidak dapat menikmati pendidikan lanjutan yaitu sebanyak  600 ribu anak usia sekolah dasar (SD) dan 1,9 juta anak usia Sekolah  Menengah Pertama (SMP). Sedangkan Pusat Studi Kependudukan dan Kebijakan  Universitas Gadjah Mada (UGM) mengumumkan hasil penelitian dengan  temuan sebanyak 47,3 persen responden menjawab tidak bersekolah lagi  karena masalah biaya, salah satunya biaya perlengkapan sekolah. Dengan  adanya Bale Asih ini, maka diharapkan menjadi salah satu upaya terobosan  dalam rangka mengurangi jumlah anak putus sekolah.

Bagaimana dengan masalah pendanaan? Pak Yayan tak pernah khawatir karena yakin dengan janji Allah yang pasti. Alhamdulillah banyak keluarga, kerabat, rekan kerja, dan sanak saudara yang  menitipkan tabungan sebagian rezeki untuk bisa diambil kembali di  akhirat nanti. Mereka semua yang menjadi donatur memiliki keyakinan sama  seperti jargon Bale Asih, yaitu "Sesungguhnya balasan kebaikan adalah  kebaikan". Barakallah.

Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia lainnya." (HR. Thabrani dan Daruquthni)

Selasa Bercerita, 28112017




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline