"Melintas Batas Dengan Menulis..."
Perkataan tersebut masih terngiang di kepala. A. Fuadi itulah nama orangnya. Bukan... Bukan aktor Anwar Fuadi, tetapi beliau adalah Ahmad Fuadi pemilik Negeri 5 Menara. Novelis muda yang tampan, muda, dan berwibawa. Alhamdulillah saya menjadi satu dari ratusan orang yang beruntung bisa mendengar motivasi langsung darinya. Beliau berkenan meluangkan waktu untuk membagi ilmu menulis kepada kami saat workshop menulis Badan Pusat Statistik (BPS) di hari pertama (09/11/2017).
Mas Ahmad Fuadi berbagi ilmu tentang bagaimana cara menulis fiksi, atau beliau menyebutnya dengan "Menulis Kreatif". Secara kondef, menulis kreatif merupakan proses menulis yang tidak selalu semua bagian berisi fakta di mana ada bagian tertentu yang boleh didramatisir dan dibumbui dengan cerita. Sebagai bukti, Anak Rantau menjadi bukti fisik menulis kreatif teranyar miliknya. Beliau berkata, "Saya tidak memiliki latar belakang kuliah sastra atau jurnalistik, tetapi bisa jadi penulis." Awal perjalanan karir dalam dunia menulis justru di jalur non fiksi yaitu menjadi wartawan dan penulis opini saat berkesempatan menuntut ilmu di Kota Kembang selepas lulus dari pesantren.
Dalam kesempatan ini Mas Ahmad Fuadi menyampaikan beberapa quote tentang tulisan. Pertama, tulisan merupakan medan perang di alam bawah sadar. Dengan tulisan, kita bisa memainkan peran layaknya komandan di medan perang. Memainkan pedang berupa pena dan memainkan imajinasi dalam merangkai kata. Kedua, tulisan adalah karpet terbang. Dengan tulisan, kita bisa menerbangkan imajinasi yang bermula dari huruf pertama. Dengan hitungan Matematika sederhana, maka terciptalah rumus yang luar angkasa, eh luar biasa.
Huruf + Huruf = Kata
Kata + Kata = Kalimat
Mas Ahmad Fuadi bertutur dengan semangat 45 yang membara, "Menulislah minimal satu buku seumur hidup!" Buku Negeri 5 Menara tentu saja merupakan pembuktian dari perkataannya barusan. Buku yang diganjar dengan predikat "National Best Seller" ini memiliki beberapa fakta menarik yang patut kita simak, antara lain:
1. Buku ini masuk kategori 5 besar kategori Buku Best Seller Indonesia yang dibaca di laman goodreads.com.
2. Tulisan yang menceritakan tentang kisah hidup manusia, apalagi terinspirasi dari kisah nyata, bisa melintas batas dan menarik bagi orang lain di manapun mereka berada. MAs Ahmad Fuadi keliling dunia untuk berbagi cerita mulai dari SMP di Singapura, SMA di Australia, sampai dengan kampus di Jepang. Bahkan ada universitas di Negeri Paman Sam yang menjadikan buku Negeri 5 Menara menjadi salah satu mata kuliah di sana.
3. Buku ini diangkat ke layar lebar pada tahun 2012 dengan judul film yang sama, Negeri 5 Menara. Hal ini membuktikan bahwa tulisan bisa berpindah medium. Dari buku bisa menjadi film. Dari buku pula bisa berubah menjadi musik, bahkan game dan komik.
Mas Ahmad Fuadi menyampaikan bahwa sebenarnya banyak orang yang mempunyai kisah hidup yang menarik bahkan bisa jadi lebih sensasional dibandingkan kisah hidupnya. Namun, ada satu hal yang membedakan itu semua. "Saya menulis, yang lain tidak," ujarnya singkat. Dengan harapan banyak orang yang termotivasi untuk menulis juga, beliau dengan senang hati membeberkan resep dalam meracik huruf demi huruf, kata demi kata, dan kalimat demi kalimat sampai akhirnya menjadi karya ciamik, salah satunya tentu Negeri 5 Menara.
1. WHY
Luruskan niat kita dalam menulis. Cari alasan mengapa kita menulis. Sedangkan alasan Mas Fuadi sendiri karena beliau termotivasi dengan salah satu Hadits Rasulullah SAW, "Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia lainnya." (HR. Thabrani)
2. WHAT
Tulislah sesuatu yang dekat dengan hati kita. Bisa tulisan tentang semangat, perasaaan gembira, yang bikin gregetan, dan sebagainya.