Lihat ke Halaman Asli

Ahmad Bayu Asyari

Pendidikan Matematika '19 UIN Walisongo Semarang

Puisi | Sepucuk Surat

Diperbarui: 22 April 2020   17:34

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Pijaran rembulan membias bisunya malam
Terhentak sebentar kemudian tenggelam
Mata sekejap ingin terpejam
Bersama lelah dan mabuk madam

Wahai rembulan,
Sampaikan rindu yang mendalam
Kepada sang pujangga nan jauh ku genggam

Wahai rembulan,
Temani sang pujaan
Yang sedang dalam kesedihan
Merintih kesakitan menahan akan kerinduan

Ku titipkan sepucuk surat
Tentang rasa yang terjerat
Tentang hati yang berat
Menahan asa tuk saling erat

Ku tak pandai bersajak
Namun ku pandai berpijak
Dalam hati yang retak
Tuk ku kembalikan kelak

JEPARA, 22 APRIL 2020

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline