BIAS NEGATIVITAS DALAM PENYEBARAN BERITA HOAKS COVID 19
Bayu Aribowo (20200012112)
Dosen : Prof. Dr. Iswandi Syahputra, S.Ag., & Bono Setyo, M.si.
Background
Kemajuan media dan teknologi telah membawa banyak perubahan besar dalam tatanan hidup dan perkembangan komunikasi. Perkembangan teknologi telah membuat percepatan arus informasi yang memudahkan individu-individu dalam bersosialisasi, megekspresikan diri hingga menyampaikan berbagai hal di kehidupan mereka. Hal ini bisa kita temukan dalam media smartphone (handphone pintar) yang memudahkan kita memperoleh informasi. Dengan hadirnya smartphone masyarakat masa sekarang sangat banyak menyimak berita lewat media sosial. Selain untuk berkomunikasi dengan media sosial berperan memudahkan penyebaran informasi berupa berita. Kita bisa menemukan banyak berita di berbagai platform sosial media. Bahkan tidak jarang kita menerima broadcash berita langsung ke media sosial kita dari rekan, keluarga ataupun yang lainnya. Namun dibalik berbagai manfaat diatas, media komunikasi bisa disalah gunakan untuk kepentingan pribadi maupun kelompok. Sifat informasi yang cepat membuat arus informasi menjadi konsumsi yang mudah didapat dan tidak terkontrol. Sehingga membaut terkadang kita tidak mencari terlebih dahulu apakah informasi itu benar atau tidak. Keengganan kita mengecek terlebih dahulu informasi/berita yang didapat inilah yang membuat kita ikut serta menyebarkan informasi yang salah atau sering kita sebut Hoaks. Dari tahun 2019 samapai sekarang 2021 penggunaan media sosial dan smartphone meningkat drastis dengan ditambahnya bencana global covid 19, telah menyuburkan fenomena hoax di masyarakat Indonesia. Mulai dari kurangnya informasi terkait covid 19 yang terbilang baru. Serta pro kontra terkait penanganannya telah menjadi masalah yang serius akhir-akhir ini. Kita tentu ingat bagaimana awal covid 19 masuk di Indonesia dengan kurangnya informasi dan kesiapan pemerintah dalam menanganinya masyarakat cemas sehingga berupa mendapatkan informasi yang valid terkait covid 19 namun hal ini teryata digunakan beberapa kelompok untuk semakin menyebarkan informasi bohong kepada masyarakat. Bisa kita lihat dari data Kemenkominfo di foto atas :
Data Kemenkominfo yang diambil tahun 2020 dari januari hingga agustus tanggal 8, memperlihatkan begitu banyaknya berita hoax yang di sebarkan oleh orang atapun kelompok tertentu. Untuk membuat kegaduhan, kecemasan dan disinformasi yang menyebabkan perpecahan diantara masyrakat. Topik covid 19 telah digunakan untuk memecah belah masyrakat sebagai contoh adalah isu wacana lockdown, ibadah dirumah atau di masjid, kampaye tetap dirumah atau terus bekerja sampai yang terbaru adalah masalah vaksin. Kelompok-kelompok tertentu telah dengan sengaja menjadikan isu covid 19 menjadi media mereka dalam memecah belah presepsi masyarakat. dengan banyaknya berita hoax ini apa sebenarnya yang melatari masyarakat ikut menyebar luaskan hoax?
Dengan banyaknya data hoax inilah kemudian kenapa peneliti ingin meneliti hal apa yang mendasari hoaks bisa menyebar pesat ?
Literature Review
PENYEBARLUASAN BERITA HOAX MELALUI MEDIA SOSIAL (Studi Komparatif Pandangan Hukum Positif Indonesia dan Hukum Islam). Tulisan skripsi ini lebih membahas bagaimana menggunakan metode hermeneutika dengan teori fiksasi dan distansiasi untuk mengidentifikasi masalah hoax di media sosial, agar metode ini menjadi salah satu cara yang bisa digunakan untuk mengidentifikasi dan menghindari pengguna media sosial dari berita-berita yang tidak benar.
Pembahasan
- Hoaks atau Berita Bohong
Kata hoaks menurut KBBI berarti tidak benar, bohong atau tidak bersumber. Sedangkan dalam Oxford English Dictionary "hoaks" di indetifikasikan sebagao "malicious deception" atau kebohongan yang dibuat untuk tujuan jahat.