Etika komunikasi Islam
Etika komunikasi Islam adalah aturan atau cara berkomunikasi yang sesuai dengan ajaran Islam. Dalam hal ini mengatur cara berperilaku seseorang, termasuk komunikasi verbal dan nonverbal. Menurut Islam, kesantunan dan etika dalam berkomunikasi sangat erat kaitannya. Dalam Islam, sopan santun dalam percakapan adalah prinsip dasar yang harus dipahami oleh setiap muslim (Ali Muhtarom, 2020). Di sini kesantunan diartikan sebagai berbicara dengan cara yang baik, lembut, dan tidak menyakiti perasaan orang lain. Adapun isyarat nonverbal, yakni seperti tersenyum ketika kita pertama kali berjumpa seseorang, maupun melambaikan tangan ketika kita ingin pergi, dan sebagainya (Sihabudin, 2019). Kejadian di atas merupakan gambaran etika komunikasi Islam yang secara alami dipahami dan dijunjung tinggi oleh umat Islam.
Media Sosial
Media sosial digunakan oleh individu di seluruh dunia, media sosial merupakan forum atau media online yang mudah diakses oleh siapa saja, kapan pun dan di mana pun mereka berada (Zein, 2022). Kemudahan komunikasi ini membuatnya cukup mudah untuk mengenal orang-orang yang tersebar di seluruh dunia. Namun siapa sangka, dibalik kemudahan tersebut ternyata banyak sekali hal yang dapat menyakiti atau merugikan orang lain. Misalnya, mudahnya kita meremehkan orang lain dengan hanya melihat berita yang tersebar di media sosial, padahal kita belum pernah bertemu atau berinteraksi dengan mereka.
Memanfaatkan media sosial secara bertanggung jawab dan dengan pengetahuan penuh sangat penting untuk mengembangkan etika komunikasi Islami di era media sosial (Muhammad Aminullah, 2020). Kita bisa menjadi agen perubahan yang memberikan inspirasi, kebaikan, dan pendampingan dalam menjaga perdamaian di masyarakat digital dengan mengembangkan etika komunikasi Islami di era media sosial. Kami berharap dengan memiliki rasa tanggung jawab ini akan membantu kita menggunakan media sosial dengan lebih bijak. Begitu kita memahami betapa merusaknya media sosial bagi orang lain, kita akan lebih berhati-hati saat menggunakannya dan akan bisa membedakan mana yang benar dan tidak benar dalam segala hal yang dibagikan di media sosial atau yang akan dibagikan di masa mendatang.
Media sosial seperti pedang bermata dua: Jika digunakan dengan bijak, itu akan sangat bermanfaat bagi kita dan masyarakat global secara keseluruhan, tetapi jika digunakan secara sembarangan, itu bisa sangat merugikan semua orang, karena setiap orang mungkin menderita akibat kesalahan yang terkadang kita buat saat menggunakannya.
Komunikasi sangat penting dalam kampanye politik dan komersial di era media sosial yang semakin canggih. Tetapi kemajuan teknologi komunikasi juga membawa kesulitan baru bagi etika komunikasi yang mapan (Mufid, 2012). Dalam situasi ini, sudut pandang Islam sangat membantu dalam membentuk etika komunikasi Islam. Selain membahas bagaimana mengembangkan etika komunikasi Islami di era media sosial, artikel ini akan membahas nilai komunikasi dalam kampanye politik dan komersial.
Komunikasi dalam kampanye politik
Kampanye politik sangat menekankan pada komunikasi. Kandidat dapat berkomunikasi secara efektif dengan pemilih untuk menyampaikan pesan mereka dan memengaruhi opini politik mereka. Menurut pandangan Islam, wacana politik harus berpijak pada nilai-nilai keadilan, akurasi, dan transparansi (Tosepu, 2018). Pesan politik harus jujur dan tidak boleh memutarbalikkan atau memalsukan kebenaran. Para pemimpin politik juga dituntut untuk bertindak jujur dan dengan mempertimbangkan kepentingan publik.
Dalam artikel berjudul "Komunikasi Etis Dalam Kampanye Politik: Wawasan Dari Perspektif Islam" yang dimuat dalam "the guardian" pada 15 februari 2023, penulis membuat pengamatan bahwa komunikasi dalam kampanye politik yang mengadopsi perspektif Islam dapat berkontribusi secara signifikan dalam menumbuhkan kepercayaan. Dan integritas antara pemimpin politik dan publik. Sumber ini menekankan pentingnya konsep keadilan, kebenaran, dan transparansi dalam wacana politik.
Beberapa pedoman yang dapat digunakan untuk mengembangkan etika komunikasi Islam di era media sosial sebagai berikut:
- Ketulusan: semua komunikasi harus didasarkan pada fakta yang nyata dan terkonfirmasi. Menyebarkan informasi palsu atau berita palsu bertentangan dengan komitmen Islam terhadap kebenaran.
- Sopan santun: interaksi dengan orang lain harus dilakukan dengan cara yang sopan dan hormat tanpa merendahkan mereka. Islam mendorong umatnya untuk menggunakan kata-kata yang lembut dari pada kata-kata kasar atau meremehkan.
- Integritas: komunikasi politik dan bisnis harus terbuka dan jujur. Tidak ada tipu daya atau manipulasi yang diizinkan untuk memenuhi tujuan tertentu.