Lihat ke Halaman Asli

KKN Kelompok 139 Bersama Warga Dukuhan Desa Barukan Ciptakan Biopori Ramah Lingkungan

Diperbarui: 21 Agustus 2024   02:50

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

(Foto Pelaksanaan Pembuatan Biopori Bersama Warga, 4/8/2024)/(KKN) 139

Program Biopori berhasil dilaksanakan  oleh Kelompok Kuliah Kerja Nyata (KKN) 139 Universitas Sebelas Maret dalam. Kegiatan ini dilaksanakan di dua Rt, yaitu Rt 01 dan Rt 17 Dukuh Dukuhan, Desa Barukan, Kecamatan Manisrenggo, Kabupaten Klaten. Program dilakukan dengan dukungan Ekor Priyo Sadono selaku Kepala Desa Barukan dan Donni Prakosha, S.Pd., M.Pd (Dosen Pendidikan Luar Biasa FKIP UNS) selaku dosen pembimbing lapangan. 

Serta Kelompok KKN 139 yang diketuai oleh Bayu Aji Prasetyo (Pendidikan Bahasa Jawa 2021), dan beranggotakan Alya Nur Sahira (Pendidikan Ekonomi 2021), Elisa Novita Fitriani (Pendidikan Ekonomi 2021), Ferdhian Surya Rajasa (Pendidikan Teknik Informasi dan Komputer 2021), Gagah Wahyu Setiyaka (Pendidikan Bahasa Jawa 2021), Indah Ayusora Jasmine (Pendidikan Sejarah 2021), Nabila Husna Wiyono (Pendidikan Teknik Bangunan 2021), Riski Samsiyani (Pendidikan Ekonomi 2021), Rizal Indra Kurniawan (Pendidikan Teknik Mesin 2021), dan Septica Devita Mayasyafira (Pendidikan  Fisika 2021).

Program ini dilaksanakan dengan beberapa tujuan, antara lain untuk memanfaatkan limbah rumah tangga, mengurangi polusi bakaran sampah, sebagai media peresapan air hujan, dan dapat juga sebagai penyubur tanah atau pupuk kompos. Limbah rumah tangga yang digunakan seperti sayur-sayuran dan sisa makanan. Kegiatan biopori dilaksanakan pada tanggal 4 Agustus 2024 yang diikuti oleh ibu-ibu arisan dari RT 01 dan Rt 17. Kegiatan dilakukan setelah acara menyapu rutin desa pada sore hari.

Kegiatan diawali dengan penyampaian materi tentang biopori oleh penanggungjawab program kerja, Ferdhian Surya Rajasa. Materi yang disampaikan mencakup pengertian atau definisi biopori, manfaat dan tujuan biopori, dampak negatif jika sampah organik tidak dikelola dengan baik, penjelasan alat dan bahan yang dibutuhkan, serta langkah-langkah pembuatan biopori.

Selanjutnya, kegiatan dilakukan dengan demonstrasi pembuatan biopori di tempat yang telah ditentukan. Pembuatan biopori menggunakan ember bekas yang telah dilubangi menggunakan solder. Kemudian ember ditanam ke dalam tanah disesuaikan dengan tinggi ember. Setelah ditaman, seperti daun kering, sayur-sayuran busuk, sisa makanan, dan sampah organik lainnya dimasukkan ke dalam ember. Kelompok KKN UNS 139 juga menggunakan cairan bakteri EM4 untuk pertanian yang dicampur dengan air dengan tujuan untuk mempercepat pembusukan sampah tersebut. Pembusukan sampah untuk biopori memang memakan waktu yang lumayan lama, antara 1 -- 2 bulan. Setelah itu dapat digunakan untuk pupuk kompos tanaman.

Program Biopori ini mendapatkan antusiasme dari warga Rt 01 dan Rt 17. Hal ini terlihat dari warga yang aktif dalam bertanya maupun saat demonstrasi. Harapan dari kelompok KKN UNS 139, program ini dapat berjalan dan bertahan lama. Kegiatan ini juga dapat menjadi langkah awal dalam mengurangi limbah yang dibuang begitu saja dan kebiasaan bakar sampah. Semoga program ini dapat dilanjutkan dan direalisasikan sebagai bentuk kesadaran masyarakat terhadap lingkungan sekitar, khususnya di Dukuh Dukuhan




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline