Lihat ke Halaman Asli

Menjadi Putih yang Sebenarnya

Diperbarui: 26 Juni 2015   02:20

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

postingan kali ini SpidolBekas tulis bertepatan dengan hari raya idul fitri di tahun 2011. di tahun ini banyak cerita-cerita dan pengalaman yang sebenarnya bisa dibagi dan dijadikan pelajaran untuk semuanya, tapi mungkin kalo ditulis gak akan cukup ya ? tapi bagaimanapun juga sebagian dari pelajaran yang gw dapet tahun ini udah sebagian gw tulis di postingan yang terdahulu. coba liat-liat aja ya biasanya postingan nya itu gw tulis untuk kategori “bebas bicara” dan “pengetahuan.”

biasanya di penghujung bulan ramadhan alias di awal bulan syawal kebanyakan orang-orang bilang kalo inilah saatnya hari kemenangan di mana kita terlahir kembali menjadi pribadi yang baik dan kembali suci dalam arti kata lainnya “putih.”

tapi pertanyaannya apa benar kita telah kembali jadi putih ?

well, kalo emangnya lo salah persepsi mengenai arti kata putih, ini bukan berarti putih dalam arti warna kulit yang banyak diributkan sama kaum artis wanita dan pria metroseksual loh.

putih yang gw maksud di sini adalah kita udah kembali menjadi orang yang baik, mampu melandasi setiap keputusan dan kegiatan kita sesuai dengan apa yang diperintahkan Allah SWT dan mampu menjaga keimanan kita tanpa ada upaya sedikitpun untuk ‘membahayakan’ kadar keimanan kita.

di bulan ramadhan ini gw akui lebih banyak difokusin ke hal-hal yang berbau ibadah, kenapa ?

karena, gw kayaknya udah sadar di umur gw yang emang gak muda lagi bisa dibilang, udah saatnya gw tinggalkan perilaku bandel gw di tahun kemarin dan saatnya berusaha menjadi pribadi yang dewasa. ditambah lagi di umur segini, biasanya udah kepikiran masa depan aja gw, masa depan di mana gw harus bisa jadi imam yang baik untuk anak istri gw kelak. di sebuah masa di mana keimanan istri dan anak gw jadi tanggung jawab gw sendiri. jangan sampai nanti ada keturunan gw yang pindah keyakinan kalo bisa. karena bagaimana pun prinsip hidup gw “lahir dalam Islam, mati pun dalam Islam.” syukur-syukur bisa mati syahid.

bulan ramadhan tahun 2011 bisa dibilang saatnya evaluasi diri dan instrospeksi diri. tujuannya untuk melihat ke belakang lebih lanjut apakah setiap tindak tanduk kita udah sesuai dengan perilaku baik yang dilakukan oleh banyak orang sesuai dengan apa yang dicontohkan sama orang-orang terdahulu dari kita.

beberapa hal yang emang harus ditekankan di tahun berikutnya, hasil dari pembelajaran di bulan ramadhan ini adalah: menyambung tali silaturahmi, menjaga lisan dan perbuatan, dan menjadi pribadi yang sabar dan tenang.

tiga poin di atas adalah hal-hal yang menurut gw amat sangat membantu untuk bikin diri gw jadi pribadi yang lebih baik dari sebelumnya.

pertama, kalo kita sendiri mampu menyambung tali silaturahmi, berarti bisa dibilang kita adalah orang yang mampu menjaga sebuah hubungan. karena secara otomatis pastinya kawan-kawan dan sahabat kita akan selalu kenal kita lebih baik, dan mungkin ke depannya bisa lebih dekat lagi.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline