Lihat ke Halaman Asli

Urin Bermanfaat untuk Meningkatkan pH Tanah

Diperbarui: 6 Maret 2018   23:39

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tanah didataran tinggi khususnya diarea gunung berapi umumnya banyak tanah yang memiliki kandungan bahan organic yang cukup tinggi sehingga menyebabkan tanah didaran tinggi ini cenderung memiliki ph yang rendah karena tanah dataran tinggi selain menerima abu vulkanik dari gunung berapi sewaktu marah tetapi terjadi penimbunan sisa - sisa daun , batang, atau pohon- pohon yang tumbang dan tertimbun kemudian diuraikan oleh bakteri dan menjadi bahan organic dalam tanah.

Perbaikan lahan pertanian yang memiliki pH cukup rendah ini dapat dilakukan cukup lama karena tidak bisa melakukan secepat kilat untuk menaikan pH tanah, jika hal ini tidak cepat ditangani maka akan menyebabkan munculnya mikro organisme maupun penyakit yang akan menyerang tanaman. Salah satu upaya untuk menaikan pH tanah dapat dilakukan dengan menggunakan kapur sirih, namun jika lahan yang digunakan ini cukup luas maka dapat digantikan dengan menggunakan fermentasi dari urin sapi .

Urin sapi secara efektif dapat diserap oleh tanaman dibandingkan kapur sirih karena urin sapi berupa cairan sehingga mudah masuk kedalam pori - pori dari pada kapur sirih , kapur sirih sendiri tidak dapat langsung diserap oleh tanah sehingga membutuhkan bantuan mikro organisme untuk membantu menghancurkan dan dapat diserap oleh tanah. 

Fermentasi urin sapi sendiri terdiri dari urin sapi dan campur oleh abu kayu bakar yang sudah diendapkan selama satu minggu, dengan perbandingan urin sapi dengan abu 2:1. Urin sapi mengandung Ca dan amoniak ini merupakan kandungan basa selain itu , abu kayu bakar juga memiliki kandungan arang juga memiliki kalsium karbonat sehingga dapat mengurangi keasaman tanah.

Sekian dan trimakasih, semoga dapat bermanfaat . Maaf bila ada kesalahan dalam penulisan maupun dari tutur kata yang kurang cocok dihati pembaca.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline