Lihat ke Halaman Asli

Akankah Negeri Ini Turut Berpuasa?

Diperbarui: 25 Juni 2015   02:45

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Puasa…sebuah kata dengan selaksa makna

Makna yang menyejukkan relung hati

Disana terdapat suatu yang bernama ketentraman

Dengan kedalaman simponi Ilahi

Suatu bulan yang katanya para setan diikat

Suatu bulan di mana pintu surga di buka lebar

Dan suatu bulan di mana pintu neraka tertutup rapat

Tangan-tangan penuh debu mulai disucikan

Dengan cairan amat wangi yang bernama kesabaran

Air mata yang turun bak kristal berlian

Menghamburkan deras kesalahan masa silam

Ingin sekali melihat diri ini tersenyum

Melihat semua orang tersenyum

Dan melihat bangsa ini tersenyum

Di bulan penuh rahmatan ini

Namun..akankah diri ini bisa tersenyum?

Akankah semua orang tersenyum?

Akankah bangsa ini turut tersenyum?

Dan akankah bangsa ini turut pula berpuasa?

Telah banyak yang telah dicoretkan para ulul amri

Coretan yang kebanyakan membuat hati berkipas-kipas gerah

Bukan maksud menuduh, apalagi memfitnah

Tapi telah banyak buah yang diunduh, menjelaskan kesalahan di segala ranah

Bahkan ketika kaum fakir menangis hanya dengan satu mata

Karna mata saatunya rusak sebab penyakit

Masihkah anda-anda terus MeLaTa

Menjadi Lintah Tak berperasa

Taukah anda bahwa hati kami sakit?

Raga kami pun juga rapuh

Rasanya percuma jikapun kami berteriak

Karna nantinya hanya akan tersedak

Dan lalu terdepak

Simponi harapan...

Hanya itu yang bisa kami simpulkan

Pada tiang-tiang penuh rahmat Ilahi

Dengan segala keluh dan kesah kami

Para manusia miskin harta

Yang hanya dipandang sebelah mata

Surat akan senantiasa kami tulisakan

Untuk mengharap jawaban atas ini semua

Tolong...kabulkan permintaan kami ya Tuhan

Dengan batin yang tulus...kami ucapkan selamat berpuasa

Bagi kita semua, ulul amri, dan bagi bangsa ini

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline