Lihat ke Halaman Asli

Bayu Prastowo

Fisioterapis

Program Pengabdian Fisioterapi Menyasar Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama

Diperbarui: 11 September 2023   20:31

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dok.Pribadi

Program Pendidikan Profesi Fisioterapis Universitas Muhammadiyah Malang membuat gebrakan baru. Gebrakan tersebut ditujukan untuk menjawab bahwa layanan fisioterapis bukan hanya mencangkup kuratif dan rehabilitatif. Tetapi juga mencangkup promotif dan preventif. Setiap mahasiswa yang berkolaborasi dengan dosen pembimbing serta mitra kerjasama diharuskan untuk menganalisis problematika masyarakat sekitar, tentunya dengan keilmuan fisioterapi.

Temuan problematika ditengah masyarakat tidak lagi menjadi sebuah laporan yang hanya tertuang di kertas jilid. Namun, dituangkan dalam publikasi ilmiah. Kegiatan ini bukan tanpa alasan, tujuan utamanya yaitu untuk mengsyiarkan bahwa fasilitas kesehatan khususnya fisioterapi agar dapat dijangkau oleh masyarakat sampai di level fasilitas kesehatan terendah.

Kegiatan pengabdian ini dilakukan selama 2 bulan di Puskesmas Pandanwangi, Kota Malang. Disamping pengabdian ini memiliki program khusus, juga ikut serta dalam kegiatan rutin dari Puskesmas. Mahasiswa melakukan kegiatan tersebut secara mandiri dan terbimbing. Kolaborasi dosen pembimbing dengan instruktur klinis berperan penting sebagai sistem kontrol. Pada pengabdian ini didampingi oleh Ibu dr.Fika Ertitri. Sedangkan mahasiswa yang terlibat pada pengabdian ini adalah Matilda Novian Bai, Ni Nyoman Diah Prameswari, dan Tria Hesti Wiraningtyas.

Secara umum mahasiswa melakukan pemetaan keluhan otot seluruh tubuh dari masyarakat yang berkunjung ke Puskesmas. Pemetaan tersebut menggunakan Nordic Body Map (NBM) yang telah dikordinasikan bersama dosen pembimbing dan instruktur klinis. Pemetaan tersebut menunjukkan banyak masyarakat yang mengeluhkan sakit pada bagian lutut. Setelah dilakukan pemeriksaan spesifik hampir seluruhnya mengalami osteoarthritis (OA). Namun, persentsinya masih dalam kategori derajat keparahan yang ringan. Kejadian ini menjadi tugas bersama untuk mengantisipasi meningkatnya derajat keparahan OA. Upaya tersebut diwujudkan dengan membagikan selebaran leaflet tentang OA.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline