Lihat ke Halaman Asli

BAYU RIANDIKA

SMK YOS SOEDARSO SIDAREJA

Menulis Teks Anekdot dengan Memanfaatkan Media Komik (Best Practice)

Diperbarui: 16 Agustus 2023   23:27

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Peningkatan Kemampuan Menulis Teks Anekdot Menggunakan Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dengan Memanfaatkan Media Komik Strip pada Kelas X FKK-3 SMK Yos Soedarso Sidareja Cilacap Tahun Ajaran 2022-2023

Bayu Riandika, S.Pd.

Pendidikan Profesi Guru Bahasa Indonesia Dalam Jabatan Angkatan 1 Tahun 2023 

Universitas Galuh 

email : bayuriandika@gmail.com

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan menjelaskan praktik baik pembelajaran menulis teks anekdot menggunakan model pembelajaran problem base learning dengan memanfaatkan media komik strip pada peserta didik kelas X FKK-3 SMK Yos Soedarso Sidareja tahun ajaran 2022-2023. Masalah dalam penelitian ini adalah guru belum memanfaatkan model, metode, dan media pembelajaran inovatif dan rendahnya kemampuan peserta didik mencari ide dan gagasan untuk menulis, sehingga mengakibatkan hasil belajar menulis teks anekdot peserta didik kurang efektif. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas. Data diperoleh dari hasil observasi dan hasil posttest peserta didik. Hasil penelitian ini menunjukkan peningkatan proses dan hasil belajar peserta didik. Respon peserta didik terhadap kegiatan pembelajaran ini adalah merasa senang, dapat dilihat saat kegiatan refleksi akhir pembelajaran peserta didik memberikan tanggapan bahwa proses pembelajaran sangat menyenangkan dan media pembelajaran yang digunakan menarik dan mudah dipahami. Prosentase ketuntasan peserta didik adalah 85,71% dari 21 peserta didik sudah mampu menulis teks anekdot dengan baik dengan rata-rata nilai 86,33.

Kata Kunci: Media Komik Strip, Menulis Teks Anekdot, Problem Based Learning.

PENDAHULUAN

Menurut Tarigan (2008:1) keterampilan berbahasa mempunyai empat komponen, yaitu: (1) keterampilan menyimak; (2) keterampilan berbicara; (3) keterampilan membaca; dan (4) keterampilan menulis. Menulis merupakan keterampilan berbahasa yang dipergunakan untuk komunikasi secara tidak langsung, tidak harus tatap muka dengan orang lain. Keterampilan menulis tidak serta merta dapat dilakukan oleh setiap orang, tapi harus melalui pengalaman, latihan yang teratur, dan berkesinambungan. Sejalan dengan pernyataan tersebut (Tarigan, 2008:9) mengungkapkan bahwa menulis menuntut gagasan-gagasan yang logis, diekspresikan dengan jelas, dan ditata secara menarik karena menulis merupakan kegiatan yang cukup kompleks. Sehingga, dalam kegiatan menulis harus dituntut penguasaan kosakata, pengetahuan, dan pengalaman agar dapat menyampaikan gagasan dan ide yang baik kepada pembaca.

Pembelajaran menulis teks anekdot merupakan salah satu materi yang sangat penting bagi peserta didik, hal ini berhubungan dengan kemampuan peserta didik untuk menyampaikan kritik atau pesan moral mengenai hal-hal yang tidak sesuai harapan dengan tidak menyinggung atau menyakiti pihak yang dituju. Menurut Kosasih (2013:15), anekdot tidak semata-mata menyajikan hal-hal yang lucu, tetapi juga berupa pesan yang diharapkan bisa memberikan pelajaran pada khalayak. Namun, berdasarkan eksplorasi masalah di kelas ditemukan bahwa peserta didik masih kesulitan dalam menulis teks anekdot. Hal ini tampak pada hasil tulisan peserta didik belum lengkap dari segi strukturnya, pilihan diksi terkadang kurang sesuai, unsur kritikan atau sindiran belum terlihat, dan alur cerita belum kronologis.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline