Lihat ke Halaman Asli

Bayu Samudra

TERVERIFIKASI

Penikmat Semesta

Gagalnya Pengawasan Eksternal Anak, Individualistik, dan Pemicu Tindak Kriminal Anak

Diperbarui: 26 Februari 2023   10:13

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sistem Peradilan Anak Indonesia (foto dari pixabay.com)

Tindak kriminal anak tak dapat dikatakan sebagai kenakalan remaja lagi. Sebab sudah jelas, batas kenakalan remaja hanya terbatas pada perbuatan atau perilaku kurang baik dalam tataran ringan.

Mengonsumsi alkohol, merokok, mengumpat, mengabaikan nasihat orangtua, hingga mengganggu ketertiban umum merupakan salah satu contoh kenakalan remaja.

Namun, apabila seorang anak atau sekelompok anak di rentang usia 12-21 tahun melakukan tindak kejahatan, seperti melakukan pengeroyokan terhadap orang lain, mengonsumsi maupun memperdagangkan narkoba, melakukan seks bebas, pencurian, pemerkosaan, penyekapan dan penyiksaan, penipuan, dan lainnya. Maka itulah contoh tindak kriminal anak.

Bagaimana peran kita, selaku orangtua, guru, warga masyarakat, hingga penegak hukum?

Pengawasan eksternal terhadap anak.

Mungkin kita lupa akan salah satu kewajiban berkehidupan di masyarakat, yakni melakukan pengawasan eksternal terhadap anak dan orang lain dalam bermasayrakat.

Hal ini diupayakan untuk menciptakan ketertiban umum, menjaga kondisi lingkungan tetap aman, nyaman, dan berdaya dukung bagi pertumbuhan dan perkembangan anak dan masyarakat.

Sebab lingkungan adalah unsur paling berpengaruh terhadap pola asuh anak. Bagaimana masyarakat mengasuh dan mendidik anak di dalam lingkungannya? Karakter anak ditentukan oleh tempat di mana ia dibesarkan.

Seorang anak penjahat kampung, bila mana dibesarkan oleh keluarga dan masyarakat agamis, maka anak itu akan tumbuh dengan baik sebab berada dalam lingkungan yang baik. Karakter dan mental serta mindset anak dapat dibentuk oleh kebiasaan dan penataran keluarga, masyarakat.

Meskipun secara genetik, dia berasal dari kalangan penjahat, tapi pola asuh yang didapatkan sedari dini dapat menghilangkan genetik tersebut. Karena manusia itu unik, berpikir, dan bernalar.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline