Lihat ke Halaman Asli

Bayu Samudra

TERVERIFIKASI

Penikmat Semesta

Petani Milenial Wajib Ikut Kelompok Tani agar Tidak Jera di Sektor Pertanian

Diperbarui: 5 November 2021   11:02

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tanaman jagung dan cabai dalam satu petak sawah/tumpangsari (dokumentasi pribadi)

Mengelola sepetak sawah ladang sama halnya dengan menyayangi dan mencintai seorang kekasih. Harus betul-betul setia, perhatian, dan komitmen kuat - Bayu Samudra

Sebagai petani milenial, saya menyadari betul pentingnya kepesertaan kelompok tani (Poktan). 

Hal ini saya lihat dari para petani senior di desa yang begitu banyak menerima manfaat atas keterlibatan mereka dalam Poktan.

Pada 2019, saya diberikan kepercayaan mengurus beberapa petak ladang (tegalan) keluarga yang jarang ditanami tanaman di sawah pada umumnya. 

Biasanya dan selalu langganan tanaman singkong dan sengon (akasia). Tanaman jangka panjang yang kadang profitnya menyayat hati. Pas panen singkong, harganya hancur sehancur-hancurnya. Jelas rugi. 

Sejak pertengahan 2019, saya mengganti jenis tanaman kepada jagung, kacang tanah, dan kacang otok (tanaman lembayung). 

Syukur membuahkan hasil. Meski keuntungannya minimalis, tapi bisa makan rebusan kacang tanah, sayur lembayung, tumis kacang otok, bahkan rebusan jagung, makan nasi jagung hingga biji jagung buat pakan ayam.

Petani milenial menanam cabai dan jagung versi saya (dokumentasi pribadi)

Paling tidak dapat merasakan jerih payah para petani yang sudah bertahun-tahun menginjak-injak (mengelola) sektor pertanian. 

Semenjak terjun ke pertanian, saya merasakan ada yang tidak baik dalam pengelolaan pertanian kita (Indonesia). 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline