Lihat ke Halaman Asli

Bayu Samudra

TERVERIFIKASI

Penikmat Semesta

Mengapa Harus Menulis di Kompasiana?

Diperbarui: 20 Agustus 2021   23:37

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mengapa menulis di Kompasiana? (Foto dari pixabay.com)

Dua pekan saya tidak aktif di Kompasiana. Tidak kirim tulisan dan tidak hadir di berbagai stand tulisan para Kompasianer. Hal ini bukan semata-mata mengabaikan kerja keras Kompasianer dalam menciptakan dan mengunggah tulisan, terutama berbagi tips yang sangat berguna bagi kehidupan kita. Melainkan ada sebuah aktivitas yang sangat tidak bisa ditinggalkan (waktu luang yang terbatas).

Tulisan saya pada akhir Juli, sempat diganjar artikel utama pada dua pekan berturut-turut. Dan pada 16 Agustus 2021, saya unggah tulisan pertama di bulan Agustus sebagai titik awal menabung kembali. 

Selama 15 hari, tidak satupun notifikasi saya jalin interaksi. Seakan akun Kompasiana saya kehilangan tanda-tanda kehidupan, mati seketika. Hingga hari ini (20/08/2021) belum ada notifikasi komentar pada tiap tulisan di bulan Agustus yang saya balas. 

Bukan bermaksud mengabaikan, tapi belum menemukan waktu yang tepat dalam membalas satu per satu jejak para Kompasianer dalam tulisan saya. Harap dimaklumi ya, kawan sekalian.

Baiklah kita kembali ke judul saja. Mengapa harus menulis di Kompasiana?

Pertama, menulis di Kompasiana berbeda dengan menulis di platform lainnya yang sejenis.

Saya kenal Kompasiana pada Juli 2018, pas bertepatan dengan acara menjelang IMF di Bali. Sebelumnya, saya sudah sering menulis di platform Blogger milik Google. Namun sensasi yang saya dapatkan, ketika menulis di Blogger gak senyaman seperti saya menulis di Kompasiana.

Ini bukan masalah fitur yang ditawarkan oleh kedua platform. Melainkan masalah perasaan. Memang sulit menjelaskan sebuah perasaan, sebab tiap orang bakal menilai perasaan dari berbagai sudut pandang. Jadi, hasilnya pun beragam.

Menulis di Kompasiana, seakan kita memiliki kehidupan baru. Sebuah kehidupan komunitas yang senantiasa ada orang baru yang memberikan warna. Terlebih lagi, Kompasiana ini diibaratkan sebagai rumah kita bersama. 

Lain halnya ketika saya menulis di platform lain, tidak ada tanda kehidupan (interaksi). Jadi, ketika saya mengunggah tulisan ya hanya sekadar unggah saja. Gak ada aktivitas lainnya, misal ada orang lain yang berkomentar untuk sekadar menambahkan informasi ataupun menyapa sesama narablog.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline