MPASI atau makanan pendamping air susu ibu ditujukan kepada bayi. Biasanya usia 6-12 bulan. Menu MPASI sendiri sangat variatif, akan tetapi perlu diperhatikan beberapa ketentuan agar tak menimbulkan efek negatif pada kesehatan bayi. Sebab, perawatan bayi ini harus intensif.
Dalam sejarah perkembangan hidup manusia, menu MPASI bagi bayi mengalami perubahan dari masa ke masa. Hal ini dikarenakan oleh semakin berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi yang membawa pada penemuan-penemuan baru akan dunia kesehatan, salah satunya pemberian MPASI pada bayi.
Ingatkah kita (baca: kamu) dahulu, menu MPASI apa yang diberikan kepada putra-putri kita. Mungkin sangat jelas perbedaannya. Sebab ketersediaan MPASI semacam bubur belum merata di seluruh wilayah, masih didominasi oleh perkotaan. Terlebih lagi, pandangan masyarakat pedesaan yang belum mengenal dan menutup diri akan MPASI modern.
Dahulu, kita memberikan menu MPASI pada anak-anak kita, kalau tidak lumatan pisang segar atau pisang kukus yang dihaluskan bahkan nasi putih dicampur sayur bening yang dihaluskan. Ini dahulu sekali, bahkan masih terbawa hingga hari ini.
Akan tetapi, perkembangan ilmu kesehatan melalui para dokter spesialis anak dan bidan, menyarankan menu MPASI yang lebih tepat adalah bubur, olahan dari berbagai jenis makanan yang lebih halus dan ringan dikunyah (dicerna bayi) yang biasanya diproduksi oleh pabrik dengan kehigienisan terjaga.
Mulailah ada pergeseran tren menu MPASI zaman dahulu kepada produk bubur olahan pabrik (zaman sekarang).
Hal ini dikarenakan, menu MPASI terdahulu terlalu berat dicerna oleh anak, dan belum waktunya anak menerima MPASI semacam itu, dikarenakan organ pencernaan belum sepenuhnya mampu mencernanya. Kadang efek samping akibat MPASI semacam lumatan pisang kukus atau bubur nasi, membuat bayi mengalami gangguan pencernaan (mencret) dan batuk-batuk (kelebihan kadar gula).
Terlepas dari efek samping MPASI terdahulu, sejatinya sangat baik bagi asupan nutrisi bayi, tetapi rentang waktu pemberiannya yang terlalu dini sehingga menimbulkan efek negatif tersebut. Maka dari itu, MPASI semacam itu (bubur nasi putih maupun lumatan pisang kukus) masih digunakan oleh masyarakat.
Selain itu, kelebihan MPASI bubur olahan pabrik dan biskuit memiliki berbagai varian rasa, baik buah-buahan hingga sayuran. Mulai dari rasa beras merah, pisang, bahkan kacang hijau hingga rasa berbagai macam sayuran yang dicampur. Sedikit kisah, dahulu saya sangat suka (baca: lahap) makan MPASI bubur rasa beras merah ketimbang rasa yang lain.
Bagaimana jenis MPASI di masa mendatang?
Mengingat saat ini sudah terdapat berbagai macam jenis MPASI yang beredar dan disarankan oleh dokter, seperti bubur olahan pabrik dan biskuit yang dapat dilumatkan, maka jenis MPASI di masa depan masih sama. Terlebih menu MPASI terdahulu masih tetap digunakan oleh masyarakat, terutama masyarakat pedesaan yang memberikannya pada bayi diatas usia satu tahun. Sedangkan bubur atau biskuit diberikan pada usia 6-12 bulan.