Lihat ke Halaman Asli

Memaknai Sebuah Proses

Diperbarui: 24 Juni 2015   06:07

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1382559279525840964

[caption id="attachment_273670" align="aligncenter" width="408" caption="Sebuah konsep melingkar dalam memulai latihan dasar yang dilakukan oleh kawan-kawan Teater Kampus"] [/caption] -Hal tersirat dibalik geliat proses Teater- Proses Teater merupakan sebuah proses kelompok, berupa bentuk kerja kolektif, bukan bentuk sama-sama kerja. Dimana segala macam orang berikut segala macam fungsinya tergabung dalam suatu koordinasi yang rapi dan juga mencakup sebuah pengertian yang detil sampai batas-batas yang sentimental. Seperti halnya diri manusia itu sendiri, atau layaknya seperti sebuah negara. Keberhasilan suatu pertunjukan dapat juga diartikan salah satu wujud sebagaimana keberhasilan suatu seni kelompok itu sendiri; baik pada sisi produksinya maupun dari lini keartistikannya. Suatu proses tidak pernah mengutamakan salah-benar. Mendengar ini, seolah-olah bagaikan mengikuti ujian kelulusan yang telah ditargetkan dalam angka-angka pasti (standar kelayakan). Jika terdokma akan hal itu, yakinlah sebuah 'gumpalan beban' akan selalu merubung-membusuk batu melebihi onak duri dalam daging. Tapi nikmati, resapi, hayati dengan seksama, bahkan bilaperlu sekian per-0 detik-pun jangan sampai ada yang terlewatkan ataupun terlalaikan. Maka, lama-kelamaan akan semakin matang eraman proses yang dilalui, maka semakin bernilai tinggi pula ilmu-pengalaman yang didapat. Dalam hidup tidak ada pilihan A atau-bahkan alasan-ber-ANU. Karena, kita hidup untuk belajar dan selalu terus untuk belajar, sehingga kemudian lambat-perlahan secara pribadi baik sikap maupun bertindak dapat dilalui deng sikap sesuatu dengan bijak melalui 'pilihan sadar'. Yakinlah.....setiap sesuatu jelas-selalu ada resikonya dan sebuah hasil itu selalu berimbas resiko. benar-baik-bagus, salah-buruk-jahat atau bahkan bla...bla....dst, dLL - na...na...na...la-la-la seterusnya (itulah betuk hasil yang terselimuti dari sebuah bilik resiko) Karna.....apa yang kita nilai baik belum tentu seutuhnya baik, apa yang kita patenkan buruk belum tentu mutlak buruk-seburuknya. Kita tidak tau apa motiv yang tersembunyi dibalik cacatan hitam kecil yang mencoreng seberkas lembar putih itu. Ya....tinggal lagi kita sendiri (secara pribadi), harus dapat lebih mengkaji itu....harus berawal darimana, bagaimana dan seperti apa! Tidak ada kata terlambat jika kita mau belajar, perlu diketahui penyesalan yang sangat terbesar dan seseungguhnya ialah ketika kita tidak pernah mau mencoba dan melakukan itu sama sekali. Maka itu, hargailah proses, karena proses nomor satu, namun hasil tidak dinomor-duakan. “Teater akan menjadi sebuah tempat yang indah bagi orang-orang yang mabuk dan kesepian. Teater merupakan sebuah tindak budaya, karena Teater bukanlah tempat untuk melarikan diri, untuk mencari perlindungan ataupun sebagai tempat persinggahan”. (BARA)




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline