Lihat ke Halaman Asli

Putri Pamuji

Ba'ti Putri Pamuji (Putri), Mahasiswa S2-Akuntansi Universitas Airlangga Surabaya

Memiliki Rasa Khawatir itu Penting, Kok Bisa?

Diperbarui: 9 September 2021   16:24

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: Allure.com

Hidup bukanlah urusan yang mudah untuk dijalani. Semua manusia pasti pernah merasakan khawatir terhadap masa depan. Mengkhawatirkan hasil ujian sekolah, pekerjaan, jodoh, masa depan anak, dan berbagai harapan hidup lain di masa depan. Rasa khawatir adalah perasaan yang wajar dirasakan bahkan dapat memberi manfaat pada kondisi tertentu.

Dimuat pada laman detikHealth, perasaan khawatir memiliki beberapa manfaat diantaranya dapat membuat seseorang bertindak, membuat seseorang dapat menangani berita buruk dengan lebih baik, dan menjadikan seseorang lebih semangat saat mendapatkan berita baik. 

Perasaan khawatir akan mendorong orang untuk berpikir mencari jalan keluar dari permasalahan yang dikhawatirkan. Tanpa adanya rasa khawatir, orang akan terlalu menikmati masa kini dan melupakan perlunya melakukan perencanaan untuk pencapaian di masa depan.

Rasa khawatir perlu diwaspadai ketika perasaan tersebut berlebihan atau rasa khawatir berlangsug secara terus-menerus. Rasa khawatir yang berlebihan dalam istilah medis disebut sebagai gagguan kecemasan (anxiety disorder). "Gangguan kecemasan umum ditandai dengan perasaan cemas, khawatir, atau takut berlebihan yang berlangsung setidaknya selama 6 bulan", dikutip dari alodokter.com.

Rasa khawatir pada taraf anxiety disorder perlu diwaspadai karena kejadian tersebut sudah termasuk pada sakit kejiwaan. Selain gangguan psikologis,  anxiety disorder dapat memicu beberapa penyakit fisik seperti hipertensi dan stroke. Penderita anxiety disorder memerlukan bantuan psikiater atau seseorang yang membantu melakukan treatment kejiwaan.

Pada dasarnya, rasa khawatir adalah bentuk emosional yang dapat dikelola. Memang, kalau ngomongin perasaan itu sulit tetapi jangan semakin dibuat beban. Yuk, kita coba bersama langkah-langkah berikut untuk mengkompromikan rasa khawatir dalam diri kita agar rasa khawatir yang dialami tetap pada porsi yang memberi manfaat.

Berbincanglah kepada hati. Hati ibarat cermin, hati ibarat raja dan tubuh adalah prajuritnya. Rosulullah S.A.W bersabda, "Hati adalah segumpal daging yang apabila baik segumpal daging itu akan baik pula seluruh tubuh". 

Begitu besar kekuatan hati untuk mengkoordinasikan tubuh manusia. Karenanya, afirmasi positif yang mendalam dengan hati dapat membantu respon diri terhadap perasaan khawatir.

Tanamkan dalam-dalam pada hati kita bahwa semua yang ada adalah milik Allah, bukan milik kita. Masa depan kita akan berlangsung sesuai kehendak Allah, bukan kehendak kita karena kembali pada konsep awal bahwa diri kita adalah milik Allah sehingga Allah lah yang lebih mengetahui yang baik untuk diri kita bukan diri kita sendiri. 

Jadi, lakukan usaha sebaik yang kita bisa mengarah pada keinginan dan tujuan lalu pasrahkan kepada ketentuan Allah. Maka rasa khawatir akan dapat dikendalikan pada porsi manfaat.

Berkoordinasi dengan otak. Banyak orang sepakat bahwa melakukan sesuatu harus dengan berpikir logis. Ciri berpikir logis yaitu memilih untuk memikirkan masa depan daripada memikirkan masa lalu, menelusuri penyebab dari keterjadian, membuat perencanaan sebelum melakukan apa pun, bergerak berdasarkan untung-rugi, bermain strategi, serta identik dengan jadwal rapi dan harus dipatuhi (idntimes.com).

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline