Lihat ke Halaman Asli

Kisah Cintaku

Diperbarui: 26 Juni 2015   10:54

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1291824560177674693

[caption id="attachment_76910" align="alignnone" width="210" caption="sumber : google"][/caption] Empat puluh delapan purnama kini Kutemukan kembali kepingan hati yang dahulu terjatuh Bahagia rasanya... Tuhan membuat rencana ini dalam hidupku Tuhan menjawab lantunan doa-doaku Ku dengar kembali nada-nada merdu Yang keluar dari bibir mungilnya Walaupun itu diucapkan oleh ponselku Bercerita derita di jenjang waktu itu Aku tak sanggup mengelak tuduhannya Ternyata banyak kejahatan ku padanya Menangis... Hanya itu yang bisa ku lakukan Walaupun ada yang ingin ku voniskan padanya Tapi ku tak sanggup... Aku terlanjur luluh mendengar semua deritanya Saat ku tak ada didekatnya Tapi... Kenapa Tuhan ??? Kenapa semua tak seperti yang hamba pinta ? Banyak sekali penolakan yang hamba hadapi Hamba sadar Akan banyak hati yang tersakiti Bila kami mengulang masa lalu Keluarga, pasangannya dan pasanganku saat ini Mungkin ada rencana-Mu yang lain, Tuhan Yang lebih baik dan lebih indah Untuku dan semua orang yang menyayangiku

Untukmu... " Ijinkan saya pergi perlahan. Jadikan yg terbaik walaupun tali harus terputus. Terimakasih untuk waktu, kemauan, kesempatan, dan cerita yg kemarin tertunda. Jangan tambahkan sakit pada orang-orang yang kita sayang. Hidup penuh pilihan... Bila jujur bukan pilihan terbaik masih ada opsi lain yang lebih membahagiakan..."
Untuk pasanganku... "Seandainya ku bisa memilih.. Aku pasti akan memilih tuk jadikan kamu yang pertama dan terakhir bagiku. Seandainya ku bisa meminta... aku pasti akan meminta tuk jadi satu-satunya orang yang terbaik bagimu kasihku..... Seandainya semua belum terlambat... Tak pernah ingin ku miliki masa lalu yang bisa sakitimu hingga seperti ini. Maafkan aku, aku mohon...."

Kuharap suatu saat kau membacanya... ini pilihanku...

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline