Lihat ke Halaman Asli

Ketika Rizal Ramli Membongkar Kejahatan Lino

Diperbarui: 30 Oktober 2015   13:35

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 

Kasus Pelindo yang membawa korban Komjen Budi Waseso atau lebih dikenal Komjen Buwas mengundang pertanyaan besar bagi Publik. “Ada Apa di Pelindo?” Karena bukan main main kasus ini bila terbongkar akan menyeret banyak pejabat tinggi negara.

Kasus ini telah menjadi perhatian penting politik, pertama : Fraksi PDI Perjuangan dengan lugas menolak pencopotan Komjen Buwas, karena dibalik pencopotan itu dilihat ada unsur kekuatan yang bermain, dan kekuatan itu justru melindungi RJ Lino orang yang jadi Sjahbandar Pelabuhan dimana bisnisnya saling berkelindan. Kedua, ada kejanggalan dalam penyingkiran Komjen Buwas, dimana dengan terang terangan RJ Lino di depan wartawan menelpon Menteri Bappenas Sofyan Djalil yang selama ini dikenal sebagai “Orangnya Jusuf Kalla” dan kemudian JK juga ikut campur dalam persoalan Lino, ketiga : Rini Soemarno sebagai Menteri BUMN terindikasi ikut dalam pusaran jaringan bisnis RJ Lino, walaupun masih dianggap remeh gratifikasi mebel di Rumah Dinas Kementerian sudah dianggap sebagai bagian bentuk “Permainan Uang Negara”. Apakah kemudian ini ada kelanjutannya?

 

Pansus DPR Pelindo II berusaha membongkar Jaringan Bisnis RJ Lino yang dicatat dan banyak diketahui oleh Serikat Pekerja JICT, dan sudah jadi rahasia umum. Serikat Pekerja JICT mengetahui penyimpangan ini lalu memberikan beberapa dokumen kepada banyak anggota Parlemen, artinya Petinggi Parlemen harus mempertanyakan kebenaran ini :

 RJ Lino berkuasa di Pelindo II, semenjak tahun 2009 sampai dengan 2013 sudah melakukan investasi fisik dan non fisik sebesar Rp. 8,71 Trilyun, hal itu dilakukan untuk investasi :

 

  • Peralatan Bongkar Muat Crane yang dilakukan tanpa prosedur tender yang fair, inisiasi pengadaan kebanyakan langsung dari RJ Lino. Pengadaan dengan cara penunjukan langsung dan lelang yang dipermainkan . Vendor HDHM dan Narishi terindikasi mendapatkan perlakuan yang sangat khusus.

 

  • Pejabat yang sangat dipercaya melaksanakan investasi ini adalah Haryadi Budi Kuncoro, sebagai Senior Manager Peralatan, merangkap Dirut PT Jasa Peralatan Pelabuhan Indonesia (PT JPPI). – Anak perusahaan Pelindo II.

 

  • RJ Lino saat ini menempatkan Kusnan, eks Pegawai PT Bukaka Utama, sebagai Komisaris Utama PT JPPI. – Indikasi dari jaringan JK-.

 

 Penunjukan Langsung (PL) Konsultan Asing dan Domestik, diperkirakan nilai investasi lebih dari Rp. 500 Milyar. – Disini akan dibuka banyak intelektual yang terkenal kecipratan duit konsultan ini.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline