Lihat ke Halaman Asli

Buwas, Rini dan Lino

Diperbarui: 2 September 2015   17:36

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="(Komjen Budi Waseso, Sumber Gambar : Jurnal Asia.com )"][/caption]

 

 

Dalam satu minggu, pemberitaan soal penggeledahan RJ Lino menjadi sorotan utama masyarakat luas. Ada dua hal yang membuat masyarakat tercengang, pertama : "Operasi Penggeledahan dilakukan oleh Polisi" dan Kedua, "Polisi berani melakukan penangkapan-penangkapan dimana bandit yang dihadapinya adalah mafia dan kartel". Pesimisme masyarakat terhadap polisi memang tinggi dalam soal pengungkapan kasus korupsi, karena masyarakat menilai Polisi adalah bagian dari penyakit itu sendiri, namun sejak Budi Waseso naek menjadi Kepala Reserse Polri, maka anggapan itu serta merta berubah, Budi Waseso yang akrab dipanggil Buwas melakukan tindakan-tindakan brutal menghantam para mafia yang selama ini membelit negara.

Perintah Khusus Presiden Jokowi

Pada awal masa jabatan Buwas sebagai Kabareskrim, ada perintah khusus Presiden Jokowi kepada Polri yang ia sampaikan kepada Badrodin Haiti, yaitu : 'Tumpas habis mafia-mafia yang membelit negara". Perintah Presiden RI itu yang kemudian jadi pegangan Badrodin dalam menjalankan tugasnya, ditengah keraguan masyarakat soal Polri, Badrodin melakukan revitalisasi fungsi Polisi dalam penanggulangan masalah korupsi. Dan diantara jajaran yang paling berani adalah Budi Waseso, namun nama Buwas ini kerap diasosiasikan dengan nama Budi Gunawan, sehingga masyarakat banyak mencibir Buwas, bahkan setelah perang pernyataan antara Syafi'ie Ma'arif dan Buwas, muncul petisi masyarakat untuk mencopot Buwas. Tapi Buwas malah menjawab cemoohan masyarakat dengan serangan polisi pada Mafia.

Jokowi, sebagai Presiden RI seperti perang sendirian melawan mafia kartel, kerap perintah-perintahnya untuk membereskan mafia, malah terganjal di bawah. Namun amunisi tempur Jokowi melawan mafia, sedikit terbantu dengan masuknya Rizal Ramli. Awal masuknya Rizal Ramli sendiri, membuat repot pejabat-pejabat yang kerap dituding bermain proyek. Pembelian dengan hutang gila-gilaan inilah yang kemudian diingatkan oleh Rizal Ramli, RR mengingatkan salah satu skema pembelian 30 pesawat A350 membahayakan keuangan Garuda, dalam pernyataan pers-nya Rizal menyatakan :

"Minggu lalu saya ketemu Presiden Jokowi. Saya bilang, mas Saya minta tolong layanan tolong diperhatikan. Saya tidak ingin Garuda bangkrut lagi. Karena sebulan yang lalu beli pesawat dengan pinjaman 44,5 miliar dollar AS dari China Aviation Bank untuk beli pesawat airbus 350, 30 unit. Itu hanya cocok Jakarta-Amerika dan Jakarta-Eropa," (Sumber : Jokowi Ingatkan Rizal Ramli Terkait Pesawat Garuda)

Entah kenapa pemberitaan soal pembelian Garuda ini meledak hebat, pers tampaknya tahu bahwa sasaran dalam pembelian Pesawat Garuda ini adalah Rini Soemarno, menteri BUMN. Menjadi pertanyaan publik berapa besar fee yang didapat dalam pembelian itu, kemudian kenapa Garuda membeli pesawat-pesawat itu ditengah kerugian Garuda yang luar biasa besar : (Sumber : Tahun 2014, Garuda rugi 4,8 trilyun)

Rizal menyatakan bila pinjaman itu dipaksakan, maka Maskapai berpotensi bangkrut. Namun Rini Soemarno tampaknya keras sekali dengan pernyataan Rizal Ramli, ia menyatakan : (Sumber : Rini Marah Pada Rizal)  tapi lucunya : ketika pengajuan pesawat Garuda itu menjadi pertanyaan masyarakat luas, Rini justru melakukan pementahan atas ajuan pesawat di DPR, karena mungkin dia sadar proyek pembelian pesawat Garuda itu telah mendapat sorotan luas, dan dia tidak mungkin bisa bermain bebas. Rini menyatakan pembelian pesawat Garuda masih wacana dan bisa dibatalkan, Rini menyatakan pementahan itu : "Dalam LoI tidak ada komitmen apapun dan pembelian bisa dibatalkan. (Sumber : Rini Beberkan Soal Pesanan Pesawat Airbus).  Bila rencana pembelian pesawat itu tidak bermasalah kenapa Menteri Rini menyatakan pembatalan?, tentunya Rini berhitung dulu kalkulasi politiknya, apalagi setelah Rizal Ramli masuk jajaran kabinet.

 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline