Lihat ke Halaman Asli

Bataona Noce

Aku... Nanti, kalian akan mengenaliku di sana....

Benarkah Menyebut Air Menggenang dengan Istilah "Banjir"?

Diperbarui: 23 Februari 2017   18:21

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Foto oleh Gerry Andrew Lotulung | properti.kompas.com

"Banjir" menjadi topik pembicaraan yang menarik di berbagai media sosial. Malangnya, banyak masyarakat Indonesia yang kurang teliti dalam menggunakan Bahasa Indonesia. Berikut tiga kata yang patut diketahui mengenai fenomena yang sedang melanda, yaitu banjir, genang dan empoh. Pertanyaannya, apa kata yang tepat untuk menggambarkan fenomena tersebut?

Menurut KBBI, “banjir” berarti berair banyak dan deras, kadang-kadang meluap (kali, dsb). Hal ini berbeda dengan “genang”, yang berarti terhenti mengalir, tertutup/terendam air (yang tidak mengalir). Membandingkan kedua pengertian ini dapat dikatakan bahwa “banjir” dan “genang” itu merupakan dua kata yang berbeda baik dari segi penulisan, pengertian dan penggunaannya. Tentu saja pengertian ini bukan pengertian dalam makna kiasan.

Istilah yang ketiga adalah empoh, suatu istilah dalam kata Bahasa Indonesia yang jarang digunakan atau lebih tepatnya kata yang hampir lenyap. “Mengempoh” berarti melampaui pinggirnya; naik dan meluap, mengandaikan air itu mengalir, volumenya naik dan akhirnya meluap, lebih dekat dengan “banjir”. “Mengempohi” yang berarti menggenangi dan “keempohan” yang berarti tergenang air lebih dekat dengan “genang”.

Berbagai alasan menunjukkan bahwa kebanyakan pengguna Bahasa Indonesia kurang menyadari hal ini. Menyebut semua fenomena yang terjadi dengan sebutan ‘banjir’ merupakan suatu hal yang salah, karena tidak semua tempat mengalami itu dan kebanyakan hanya mengalami ‘genang’. Apalagi kebanyakan media massa mengunakan istilah yang sama, membuat seluruh masyarakat menjadi ‘ikut-ikutan’ keliru. Lalu, apakah lebih tepat menggunakan kata ‘empoh’, karena mewakili banjir dan genang sekaligus?

Perlu menjadi catatan, dan mungkin banyak sekali orang yang tidak menyadari hal ini. Bahwa hanya segelintir pengguna Bahasa Indonesia yang menggunakan kata “banjir” dalam istilah Geografi menurut pengertian KBBI yang artinya peristiwa terbenamnya daratan (yang biasanya kering) karena volume air yang meningkat. Banyak orang tidak menyadari hal ini, sama seperti melalaikan kata “empoh” yang dapat dikatakan lebih dekat dengan kata “banjir” sekaligus “genang”.

Sekarang hanya tergantung pengguna Bahasa Indonesia untuk memilih kata yang tepat untuk menggambarkan fenomena yang sedang terjadi. Kecintaan kita terhadap bahasa nampak dalam cara kita menggunakannya. Meskipun ‘banjir’ adalah istilah yang tepat untuk menggambarkan dalam istilah Geografi, namun tidak banyak orang menyadarinya. Lalu ‘empoh’ yang dapat mewakili keduanya, ‘banjir’ dan ‘genang’, apakah saatnya telah tiba untuk melupakannya? (Bataona Noce)




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline