[caption id="attachment_418061" align="aligncenter" width="489" caption="Pemandangan Alam Wringinanom Bagian Utara (Dok : Pribadi)"][/caption] Siapa masyarakat Indonesia khususnya Jawa Timur yang tidak mengenal Gresik? Sebuah kabupaten di Jawa Timur yang terletak di pesisir utara yang juga berdekatan dengan Kota Surabaya. Nama Gresik juga dikenal melalui produk-produk unggulan yang berasal dari Gresik seperti Semen Gresik (yang sekarang menjadi Semen Indonesia) dan Pupuk Petrokimia Gresik. Selain dari wilayah dan sektor industri unggulan, Gresik juga dikenal sebagai daerah dengan wisata yang menawan khususnya obyek wisata religi dan bahari. Beberapa obyek wisata unggulan yang dikenal di Gresik seperti Kompleks Wisata Religi Sunan Giri, Kompleks Wisata Religi Maulana Malik Ibrahim, Kompleks Wisata Religi Siti Fatimah Binti Maimun, Situs Giri Kedaton, Pantai Dalegan, dan juga berbagai eksotika alam di Pulau Bawean. Namun, jika Anda mendengar nama Wringinanom mungkin akan terasa asing. Wringinanom adalah satu dari 18 kecamatan di Gresik yang terletak di ujung selatan dan berbatasan langsung dengan Kabupaten Sidoarjo dan Kabupaten Mojokerto. Kecamatan yang memiliki 16 desa dengan pusat pemerintahan di Desa Wringinanom ini sering dijuluki sebagai wilayah Gresik yang "Gak Nggresik Seru" atau kurang Gresik-nya. Hal ini memang dikarenakan Wringinanom yang memiliki perbedaan dan keunikan baik dari segi kenampakan alam maupun budaya masyarakat sekitar. [caption id="" align="aligncenter" width="504" caption="Perbukitan Karst di Desa Sumberwaru, Wringinanom (Dok : Pribadi)"][/caption] Dari segi kenampakan alam Wringinanom terbagi menjadi dua, di wilayah utara Wringinanom dilalui Perbukitan Kendeng Timur yang menyimpan berbagai hal, mulai dari penemuan Pithecanthropus Mojokertensis pada 1936 dan bongkahan candi peninggalan Majapahit pada 2011 di Desa Kepuh Klagen hingga adanya Gunung Lumpur di Desa Sumberwaru. [caption id="" align="aligncenter" width="533" caption="Bukit "][/caption] Berbeda dengan wilayah utara, wilayah Wringinanom bagian selatan dilalui oleh Kali Surabaya yang juga menjadi pembatas dengan Sidoarjo. Kali Surabaya di kawasan Wringinanom memiliki komposisi bantaran sungai yang cukup terjaga dan berbagai macam spesies hewan sungai yang masih banyak. Pada 2014, Gubernur Jawa Timur mengeluarkan surat memutuskan wilayah Kali Surabaya di Wringinanom sebagai Kawasan Suaka Ikan Kali Surabaya. Selain menyandang status sebagai Kawasan Suaka Ikan Kali Surabaya, melalui LSM Ecoton Wringinanom juga sekarang memiliki obyek wisata Kawasan Suaka Ikan Kali Surabaya yang sering didatangi oleh berbagai tamu baik dari dalam maupun luar negeri. [caption id="attachment_418062" align="aligncenter" width="531" caption="Pemandangan Kali Surabaya di Daerah Wringinanom (Sumber : LSM Ecoton)"]
[/caption] Selain dari kenampakan alamnya, kondisi masyarakat di Wringinanom juga unik. Kebanyakan dialek bahasa Jawa yang dituturkan masyarakat Wringinanom mendapat pengaruh dominan dari wilayah Mojokerto dan Sidoarjo yang merupakan daerah yang berbatasan langsung dengan Wringinanom. Namun ada beberapa wilayah di Wringinanom bagian utara yang masyarakatnya dapat berbahasa Madura karena ditengarai banyak masyarakat disana yang keluarganya berketurunan Madura. Masyarakat Wringinanom secara umum memiliki kecenderungan menyukai berbagai kesenian yang berciri khas Kebudayaan Wilayah Mataraman dan Arek. Kesenian tradisi seperti Jaranan, Ludruk, Karawitan, dan Tayub atau Tanda'an masih menjadi tontonan yang paling digemari dibandingkan kesenian yang dikenal di Gresik sebagai Kota Santri seperti Hadrah, Al Banjari, dan Qasidah. Bahkan masih dijumpai kelompok atau paguyuban kesenian tradisi di beberapa desa di Wringinanom, seperti Jaranan atau Jaran Kepang di Desa Kepuh Klagen dan Ludruk di Desa Sembung. Untuk menuju Wringinanom, dapat ditempuh dengan jalur darat dari Surabaya dengan jarak 35 km atau lama perjalanan 1,5 jam. Jalan Raya Wringinanom juga merupakan jalur alternatif dari Surabaya ke Mojokerto jika Jalan Nasional Surabaya - Yogyakarta mengalami kemacetan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H