PAK ALUI MEMASANG JERAT
(Cerita Rakyat Dayak Simpakng)
Ditranskripsikan oleh : Bastian Arisandi
Suatu hari Pak Alui pergi memasang jerat, beberapa hari kemudian Pak Alui melihat jeratnya dan dapat seekor Pelanduk. Ia pun menyuruh Si Pelanduk untuk pulang duluan dengan membawa penambin yang diikat di tanduk Pelanduk tersebu. Tentu saja setelah beberapa lama dilepaskan Pelanduk tersebut lari dengan kencang ke dalam hutan, namun Pak Alui menyangka Pelanduk sangat semangat untuk menuju ke rumah Pak Alui untuk di masak oleh istrinya. Mak Alui marah karena Pak Alui melepas Pelanduk, ia menyarankan Pak Alui agar di pukul sampai Pelanduk mati.
Beberapa hari kemudian Pak Alui kembali melihat jeratnya, kali ini penuh dengan jamur yang enak jika di masak. Dan Pak Alui pun langsung memasuk jamur tersebut ke dalam karung dan memukul berkali-kali hingga jamur tersebut hancur dan luluh. Sampai ke rumah Mak Alui kembali memarah Pak Alui, ia menyarankan agar sebaiknya di ambil satu-satu lalu di masukkan ke dalam penambin kemudian di bawa ke rumah untuk di masak.
Selang hari berikutnya Pak Alui kembali melihat jeratnya lagi, kali ini telah ada sarang lebah pada jeratnya. Ia pun langsung mengambil satu per satu Lebah tersebut, tentu saja lebah tersebut menyengat. Namun Pak Alui tetap saja mengambil lebah-lebah itu sambil bergumam "aneh jamur kok bisa menyengat!". Sampai ke rumah Mak Alui kembali marah, ia kemudian menyarankan jika kemudian ditakuti dengan api agar Lebah meninggalkan sarangnya dan diambil madunya.
Hari berikutnya Pak Alui kembali melihat jeratnya, kali ini dapat seekor rusa yang sangat besar. Tetapi Pak Alui malah membakar rusa tersebut dan memeras susu-susu Si Rusa. Karena tali penjerat sudah terbakar oleh api maka Si Rusa tersebut lari tunggang langgang ke dalam hutan. Sampai ke rumah, Mak Alui kembali marah. Ia menyarankan agar sebaiknya di tombak lalu di bunuh dan daging-dagingnya di bawa ke rumah untuk di masak.
Hari berikutnya Pak Alui datang lagi ke jeratnya tetapi tidak mendapatkan apa-apa. Ketika pulang anjing-anjing Pak Alui menggonggong, Pak Alui pun langsung mengejar asal suara gonggongan tersebut. Ternyata anjing tersebut menggonggong ibu mertuanya yang sedang mengambil terung di ladang. Tanpa piki r panjang lagi Pak Alui langsung menghujamkan tombakny ke arah ibu mertuanya tersebut, lalu meninggallah dia. Pak Alui lalu membawa daging tersebut ke rumah dan di masak. Ketika makan, Pak Alui menceritakan daging yang mereka makan tersebut. Mak Alui pun marah, ia mengatakan bahwa itu adalah ibunya yang sedang mengambil terung ke ladang. Ia pun menangis dan mengatakan kuburkan lah daging ini karena ini adalah daging ibu.
Setelah beberapa hari menguburkan ibunya, hari itu Mak Alui menyuruh Pak Alui agar melihat kuburan ibunya sekalian memberikan nasi seadanya ke kuburan tersebut. Pak Alui pun pergilah ke kuburan tadi. Sampai di sana tepat di dekat kuburan sudah berdiri seekor macan. Pak Alui bukan takut atau lari tetapi malah mendekati macan dan memberikan nasi yang dibawanya karena ia menyangka mertuanya telah berubah menjadi macan.
SEKIAN
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H