Lihat ke Halaman Asli

Jokowi: Warga Jakarta Memang Harus Menderita

Diperbarui: 24 Juni 2015   03:04

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Transportasi. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Wirestock

Pagi ini sebelum memulai aktivitas, saya menyempatkan menonton Bincang Pagi di Metro TV yang sedang membahas pembagunan MRT di Jakarta.

Satu hal yang menarik dari Bincang Pagi hari ini, karena keterlambatan pembangunan MRT selama 25 tahun membuat sementara ini kemacetan harus bertambah selama proyek MRT berjalan. Sang pembawa acara menimpali Pak Jokowi dengan perntanyaan, “Jadi menurut bapak rakyat Jakarta harus bersabar-sabar selama 4-5 tahun ke depan ya pak?” dan dijawab oleh Pak Jokowi, “Bukan sabar lagi, memang harus menderita.”

Sebuah jawaban yang berani dan menarik. Sungguh saya salut dengan jawaban beliau, karena beliau menyampaikan apa adanya tanpa harus memberikan pemanis agar bisa diterima oleh rakyat. Keputusan beliau tentang penutupan terminal Lebak Bulus pun membuat saya berdecak kagum, tentu saja kebijakan ini bukan kebijakan populis, Jokowi harus siap dibenci oleh ribuan orang-orang yang mencari nafkah di terminal Lebak Bulus. Namun kebijakan ini harus diambil guna mengurai kemacetan di Jakarta, dan mencegah kerugian ekonomi lebih tinggi di wilayah DKI Jakarta akibat kemacetan.

Sikap Jokowi ini mengingatkan saya kepada Margaret Thatcher, mantan Perdana Menteri Inggris, yang kerap kali mengeluarkan kebijakan tidak populis demi membangun bangsanya.

"Gentlemen, if we don't cut spending we will be bankrupt. Yes, the medicine is harsh, but the patient requires it in order to live. Should we withhold the medicine? No. We are not wrong. We did not seek election and win in order to manage the decline of a great nation."

-Margaret Thatcer-

"If you set out to be liked, you will accomplish nothing."

-Margaret Thatcher-

Dua quotes di atas merupakan quotes luar biasa dari seorang Margaret Thatcer, dan cukup menggambarkan keadaan yang harus dihadapi seorang Jokowi sebagai Gubernur Jakarta. Ya obatnya memang keras, rakyat Jakarta harus menderita kemacetan yang lebih parah selama 4-5 tahun ke depan, masyarakat yang bermata pencaharian di Terminal Lebak Bulus harus rela mencari sumber penghasilan lainnya. Namun itu adalah satu-satunya jalan obat untuk mengurai kemacetan Jakarta dalam jangka panjang.

Gubernur Jokowi pun menyatakan siap disalahkan, diserang, dimaki karena keadaan yang harus dihadapi warga Jakarta selama 4-5 tahun ke depan. Dalam hal ini Jokowi tidak mencoba menjadi tokoh yang disukai, malah beliau siap menjadi tokoh yang dibenci demi mencapai kemaslahatan bersama warga Jakarta. Sesuatu yang jarang kita temui dalam diri para politikus Indonesia hari-hari ini.

Jadi warga Jakarta, mari bersama kita menderita dan mendukung pembangunan proyek MRT dan transportasi publik Jakarta yang terintegrasi demi masa depan kota Jakarta kita tercinta.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline