Lihat ke Halaman Asli

Dr.Dr.Basrowi.M.Pd.M.E.sy.

Pengamat Kebijakan Publik, Alumni S3 Unair, Alumni S3 UPI YAI Jakarta, PPs Ekonomi Syariah UIN Raden Intan Lampung

Menjadikan Kader Posyandu dan PKK sebagai Ujung Tombak Pencegahan Stunting

Diperbarui: 28 Februari 2024   23:08

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Kegagalan dalam pencegahan stunting, sebagai bentuk kegagalan dalam penyiapan generasi emas 2045. Keberhasilan dalam pencegahan dan penanggulangan stunting merupakan modal besar dalam mencapai keberhasilan dalam penyiapan generasi emas 2045. Di sinilah pentingnya melakukan berbagai kebijakan dalam pencegahan, pengendalian, dan pencegahan stunting.

Kader Posyandu dan Kader PKK merupakan ujung tombak pencegahan stunting. Merekalah yang mempunyai peran mendeteksii dini terjadi tidaknya stunting pada anak. Untuk menjalankan peran ini, mereka sebagai institupi masyarakat perdesaan (IMP) harus dibekali dengan berbagai keterampilan baik soft skill maupun hard skill. Soft skill dalam bentuk latihan pemberian layanan kepada masyarakat (ibu-ibu yang mempunyai anak dengan usia 1000 hari pertama kehidupan)  sehingga mampu memberikan pelayanan prima yang menyenangkan, bersahabat, ramah, dan berbudipekerti yang tinggi. Soft skill juga berupa kemampuan bahasa yang sopan, lemah lembuh, penuh empati, dan mampu membuat para ibu-ibu menjadi senang dalam mendapatkan pelayanan dari mereka. 

Hard skill yang harus dimiliki oleh kader IMP adalah dalam bentuk kemampuan mengisi Kartu Menuju Sehat (KMS), menggunakan Posyandu Kit Pendeteksi Stunting, Timbang Balita, ukur tinggi balita, penanganan dini gejala stunting, dan keterampilan lain yang sangat dibutuhkan dalam pemberian layanan kepada masyarakat. 

Di era Artificial Intelligence (AI) sudah saatnya Posyandu Kit perlu dikembangkan dengan berbasis androit sehingga dapaat dikoneksikan dengan AI dalam bentuk aplikasi yang dapat diunduh di AppStore /play store. Di sinilah perlunya pengembangan aplikasi yang dapat digunakan oleh kader Posyandu dan PKK dalam mendeteksi gejala stunting, sehingga dapat diatasi dengan segera. 

Keterlambatan dalam penanganan kasus stunting menjadi awal kegagalan dalam mengatasi stunting. 

Semakin baik terdeteksi, semakin mudah dalam mengatasi, dan semakin terlambat dalam mendeteksi maka semakin sulit dalam menanggulangi kasus stunting.  Oleh karena itu, deteksi dini sangat diperlukan dalam rangka pencegahan dan penanggulangan stunting di Indonesia. 

Akhir kata, lebih baik terdeteksi dini dari pada terlambat dalam pendeteksian dan penanganan. Untuk dapat mendeteksi dini, maka diperlukan alat yang berbasis AI yang dalam waktu dekat akan kami kembangkan yang dapat diunduh dii Appstore dan play store.  Semoga. 




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline