Kemandirian merupakan kata kunci yang sangat tepat bagi difabel. Meskipun mereka difabel, tekad mereka untuk mandiri terkadang jauh lebih besar dibandingkan SDM normal. Terkadang, justru yang normal menjadi parasit abadi bagi orang lain. Tetapi bagi difabel kemandirian merupakan keniscayaan, yang harus dicapai oleh setiap difabel.
Technopreneurship merupakan upaya mempersiapkan para difabel untuk menjadi mandiri baik dari sisi lapangan kerja maupun pendapatan. Mereka sangat bangga manakala bisa inklusi dalam mendapatkan pekerjaan. Mereka juga bangga manakala mampu bersaing dengan SDM normal.
Kemampuan akan keterampilan berusaha di bidang ekonomi bagi difabel perlu dilatih secara lebih sabar dan telaten, meningat pada diri mereka ada perbedaan yang harus dipahami bersama, baik tutor, pendaping, pelatih, maupun teman sebaya yang tengah memberikan pelatihan, pendidikan dan internasilisasi skill yang sangat dibutuhkan oleh mereka.
Ahli R&D di bidang manajemen tidak boleh nya fokus pada SDM normal, tetapi ilmunya harus diterapkan untuk mereka yang lebih membutuhkan penularan, pendampingan, dan peningkatan semangat untuk mandiri dari sisi pekerjaan dan pendapatan. Banyak ahli-ahli dibidang manajemen dan ilmu lain yang berkaitan dengan technopreneur antipati terhadap mereka. Hal ini harus diubah menjadi simpati kepada mereka dengan cara menularkan ilmunya sehingga mereka bisa mandiri.
Technopreneur sebagai masa depan difabel
Masa depan difabel harus disiapkan dengan baik. Mereka harus dilatih technopreneur sejak dini. Mereka harus diberi bekal keterampilan, skill, knowledge, dan berbagai bekal untuk hidup mandiri, tanpa harus banyak tergantung pada orang lain. Technopreneurship merupakan salah satu strategi yang sangat tepat untuk membantu mereka. Setelah mereka mandiri, tentu tidak perlu lagi banyak tergantung pada orang lain.
E-commerce harus dilatih dan diajarkan kepada difabel. Dengan ketekukan dan keseriusan yang tinggi tanpa diganggu oleh kesibukan dan persoalan lainnya, para difabel diyakini akan lebih lihai dan lebih jago dibandingkan mereka yang normal. Terbukti, banyak sekali difabel yang sukses di bidangnya masing-masing, melebihi yang normal, karena sekali lagii mereka mampu fokus dan tekun dalam satu bidang yang terkadang orang lain (SDM normal) tidak tidak mampu fokus dan tekun.
Kefokusan dan ketekunan melakukan satu aspek lebih penting dan lebih menghasilkan produk dibandingkan melakukan banyak aspek tetapi tidak fokus dan tidak tekun. Sekecil apapun kegiatan, manakala ditekuni secara serius dan fokus pasti akan memberikan hasil yang maksimal.
Akhir kata, semangat ya bagi para difabel. Anda MAMPU, dan anda Pasti bisa mandiri secara lapangan kerja dan pendapatan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H