Lihat ke Halaman Asli

Dr.Dr.Basrowi.SE.ME.MPd.PhD

Pengamat adm bisnis Alumni S3 Unair, Alumni S3 UPI YAI Jakarta, S3 Asia e University

Doa dan Simpati untuk Para Pejuang Kesehatan

Diperbarui: 10 November 2020   07:43

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

sumber: antara foto

Tiada ucapan terindah untuk para dokter, perawat, petugas laboratorium, petugas administrasi rumah sakit, petugas kebersihan, dan semua pihak yang terlibat langsung dalam penanganan kasus Covid-19 selain kata "terimakasih yang tidak terhingga."

Mereka itu, menjadi garda depan dalam memerangi wabah covid-19, sehingga seluruh pasien dapat tertangani dengan baik, tanpa harus menunggu antrian. 

Untuk itu, sudah selayaknya pemerintah memberikan penghargaan, apresiasi, dan insentif yang layak untuk mereka yang 24 jam melayani pasien, dan mereka akan tetap melayani sepanjang covid-19 belum mereda.

Tidak ada keinginan lain dari mereka kecuali harapan pasien yang ditanganinya sembuh. Mereka tentu akan selalu terbawa emosi pasien yang ditanganinya, baik marah, sedih, haru, khawatir, bingung, was-was. Yang jelas, mereka akan sangat gembira saat pasien dinyatakan sembuh. "Yes..!" ucapnya sambil mengepalkan tangan mereka.

Banyaknya dokter dan perawat yang tertular Covid-19 bahkan ada sebanyak 6 orang dokter yang meninggal dan 42 tenaga medis positif covid-19 karena menangani pasien, tentu menjadi keprihatinan kita semua. Untuk Dokter yang gugur, selamat jalan pahlawan kesehatan, jasamu untuk bangsa dan negara akan terukir indah selamanya yang tidak akan pudar di makan waktu. Pengorbanan jiwa ragamu menjadi inspirasi bagi dokter lainnya dalam mengabdikan diri kepada nusa dan bangsa.

Ke depan, semoga tidak ada lagi kabar duka yang menyelimuti dunia kesehatan. Semua petugas yang berada pada garda terdepan, diberi kesehatan, kekuatan, ketabahan, dan keimanan untuk mengamalkan ilmu dan keterampilannya bagi kemanusiaan, yang saat ini sangat membutuhkan.

Doa dan simpati untuk dokter Handoko Gunawan yang sudah berumur 80 tahun tetap semangat menangani pasien Covid-19. Dengan penuh semangat di atas sumpah Dokter, rasa kemanusiaan terpatri erat dalam hati dan sanubari beliau. Beliau tidak peduli dengan usianya, tidak peduli dengan larangan keluarganya, bahkan ia masih merawat pasien hingga pukul 03.00 diri hari. 

Berikut petikan tekad bulatnya untuk tetap menolong sesama. "Kalau saya mati juga gak apa-apa, tua, masih bisa lakukan hal yang berguna bagi orang banyak." Inilah sosok dokter yang dapat dijadikan contoh dan suri tauladan bagi dokter-dokter muda lainnya, untuk meletakkan sumpah dan janji menolong sesama di atas segalanya..

Beberapa simpati masyarakat terhadap dokter dalam bentuk pengiriman telur mentah dalam jumlah yang sangat banyak ke rumah sakit merupakan contoh kreatif yang perlu ditiru dan bisa juga dibuat dengan cara yang lebih kreatif lagi. Sebagai bentuk simpati dan dukungan dari seluruh unsur masyarakat kepada para pahlawan kesehatan.

Ada juga kelompok masyarakat di Makasar yang mengumpulkan donasi untuk membeli APD yang disumbangkan ke rumah sakit agar para petugas medis dan para medis dapat membantu penderita Covid-29 dengan lebih aman. Contoh seperti itulah yang patut disosialisasikan oleh para netizen dan media ke seluruh warga sehingga para pahlawan kesehatan selalu sigap dan bersemangat dalam menangani ratusan kasus Covid-19.

Indonesia Memanggil

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline