Lihat ke Halaman Asli

Basri Pakpahan

Pekerja Teks Komersial

Kesetaraan Gender dalam Dunia Kerja, Masalah Kompleks yang Butuh Ratusan Tahun untuk Terealisasi

Diperbarui: 4 Mei 2021   20:44

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi kesetaraan gender (Pexels.com/SharonMcCutcheon

Masalah kesetaraan gender adalah masalah yang sering menjadi perhatian utama yang seringkali diabaikan. Apalagi dalam dunia yang semakin kompleks ini dengan mobilitas yang tinggi, kondisi ini semakin menjadi momok perhatian. 

1. Apasih gender?

Kata gender dapat diartikan sebagai peran yang dibentuk oleh masyarakat serta perilaku yang tertanam lewat proses sosialisasi yang berhubungan dengan jenis kelamin perempuan dan laki-laki. Dan peran gender terbagi menjadi peran produktif, peran reproduksi serta peran sosial kemasyarakatan.

Bicara soal gender, ada satu hal yang menjadi pokok perhatian yaitu keadilan, bukan sama rata. Tidak semua masyarakat mengalami diskriminasi berdasarkan ras atau etnis, namun semua masyarakat mengalami diskriminasi berdasarkan gender-dalam bentuk kesenjangan dan perbedaan-dalam tingkatan yang berbeda-beda. Seringkali dibutuhkan waktu cukup lama untuk mengubah ketidakadilan ini. Suasana ketidakadilan ini terkadang bisa berubah secara drastis karena kebijakan dan perubahan sosial-ekonomi.

Diskriminasi berdasarkan gender masih terjadi pada seluruh aspek kehidupan, di seluruh dunia. Ini adalah fakta meskipun ada kemajuan yang cukup pesat dalam kesetaraan gender dewasa ini. Sifat dan tingkat diskriminasi sangat bervariasi di berbagai negara atau wilayah.

2. Topik yang selalu jadi masalah kesetaraan gender

Dalam dunia kerja secara khususnya, ada banyak masalah ketidakadilan secara gender. Jika kita berkaca kepada beberapa kasus, salah satu yang menarik adalah kasus tentang tanggung jawab kerja hingga pemberian upah. Meskipun jumlah perempuan pekerja terus bertambah, perempuan sering kali terhambat dalam membangun karir karena berbagai masalah yang unik pada gendernya: mulai dari beban ganda, stereotype dan seksisme di dalam masyarakat, diskriminasi berbasis gender, hingga pelecehan seksual.

Adanya pandemi juga memberikan dampak tambahan, mulai dari hilangnya pekerjaan atau pendapatan, meningkatnya beban pengurusan rumah tangga akibat WFH, sehingga kekerasan dalam rumah tangga oleh pasangan meningkat.

Survei Organisasi Buruh Internasional (ILO) pada Juli 2020 menemukan, perempuan pekerja di Indonesia menerima upah 23 persen lebih rendah dari laki-laki. Selain itu, tidak sampai 50 persen perempuan bekerja sebagai profesional dan hanya 30 persen dari mereka yang mencapai posisi manajer, menurut survei yang sama.

Tentunya ini menjadi tantangan bagi pihak perusahaan yang menjadi wadah dalam menunjang karier para perempuan, khususnya dalam kepemimpinan. Padahal, kepemimpinan perempuan merupakan salah satu pendorong utama kesetaraan gender dan memiliki pengaruh yang signifikan dalam upaya pemulihan ekonomi suatu negara.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline