Lihat ke Halaman Asli

Basril Tarigan

Simple writer, big dreams.

Perundungan dan Akhlak Siswa yang Dibangun Oleh Lingkungan Sosial

Diperbarui: 12 April 2019   00:17

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi, sumber gambar : mikirbae.com

Sekolah adalah tempat untuk menimba ilmu secara formal juga merupakan salah satu tangga untuk meraih impian. Misalnya, seorang anak memiliki cita-cita menjadi dokter maka anak tersebut harus menempuh pendidikan formal minimal hingga lulus sarjana.

Jika demikian dapat diasumsikan, banyak anak yang impiannya bisa digapai hanya melalui pendidikan formal. Maka perlu kerjasama yang baik antara guru, orang tua dan siswa. Saya sangat yakin, seorang guru tidak ingin anak didiknya gagal.

Belakangan perundungan intensif terjadi didunia pendidikan Indonesia. Mulai dari penganiayaan terhadap guru oleh orang tua murid, guru diolok-olok oleh siswa dan yang terbaru ialah perundungan antarpelajar. 

Seakan dalam dunia pendidikan kita hukum rimba mulai menjamur. Jika demikian apa yang harus diperbuat agar menekan pertumbuhannya. Hemat saya, membentuk siswa yang berakhlak adalah salah satu kunci penyelesaian masalah. Sebab konflik yang terjadi didunia perndidikan biasanya berakar pada siswa.

Kendati demikian, membangun akhlak siswa tidak serta merta sepenuhnya menjadi tugas sekolah atau guru. Peran lingkungan sosial sangat mempengaruhi pola pikir dan prilaku pelajar. Lingkungan yang  saya maksud mencakup masyarakat, sekolah dan keluarga. Nilai-nilai moral yang diperoleh siswa dari lingkungan akan mempengaruhi setiap tindakan yang hendak dilakukan oleh siswa.

Kita mengetahui bahwa guru adalah orang tua siswa di sekolah. Tentu seorang guru mengenal karakter siswanya. Maka peran guru menjadi penting dan memiliki pengaruh besar untuk membangun akhlak siswa. Guru dapat membangun akhlak melalui proses belajar mengajar di kelas.

Misalnya, dalam proses belajar mengajar seorang guru menanamkan satu nilai kebaikan, jika dilakukan oleh setiap guru yang mengajar maka setiap hari nilai kebaikan siswa akan bertambah bukan hanya satu setiap hari.

Contohnya, seorang guru kimia mengajarkan materi kimia tentang ikatan kimia. Unsur natrium yang mudah meledak bila terpapar air dan unsur klorin merupakan gas yang beracun dapat dimanfaatkan dalam hal tertentu. Tetapi saat kedua unsur ini berikatan akan membentuk senyawa baru yaitu garam meja dengan segala manfaat barunya. Demikian juga dalam berinteraksi dengan orang lain, harus menimbulkan hal-hal yang positif.

Dan masih banyak contoh kebaikan yang dapat disisipkan oleh para guru yang kompeten dalam bidangnya.

Selain itu, masyarakat yang majemuk dengan primordialisme berbeda-beda akan memberi pengaruh tersendiri. Menurut saya, masyarakat Indonesia umumnya memiliki nilai moral yang baik, walau kekhilafan masih dapat juga terjadi.

Maka peran keluarga khususnya orang tua menjadi sangat penting untuk membangun akhlak anak. Keintiman antara orang tua dan anak akan mempermudah menggandakan nilai baik yang diterima anak  serta mengikis hal buruk yang ada. Jadi orang tua harus memiliki pikiran yang terbuka terhadap isu-isu yang sedang berkembang, serta dapat memanfaatkannya untuk mendidik anak.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline