Hari ini Kota Makassar terasa sangat ramai. Mulai dari pagi hingga menjelang siang manusia tumpah mengisi jalan-jalana yang ada di Kota Makassar. Kalangannya pun beragam. Tidak memandang tua maupun muda. Bahkan ada yang terlihat masih bayi yang dalam pelukan hangat ibunya.
Saya pun ikut ambil bagian dari ramainya Makassar itu. Karena tinggal di Antang City dan kegiatan yang diberi nama Jalan Sehat Bersama Jokowi itu dilaksanakan di jantung kota yakni Jalan Jenderal Sudirman. Mau tak mau saya mesti berangkat pagi-pagi buta. Tentu saja untuk menghindari macet yang siap melanda.
Tiba-tiba ditempat acar sekitar pukul 06.00 pagi, ternyata sudah ramai. Kumpulan manusia yang jumlahnya tidak bisa saya hitung itu berpakaian serba putih sudah mengepung Jalan RA Kartini, dekat Lapangan Karebosi. Entah dari mana datangnya. Saya juga bingung.
Saya jalan menuju Rumah Jabatan Gubernur Sulsel yang juga yang jaraknya dari Jalan RA Kartini tempat menitip motor itu sekira 1 Km. Entahlah, ini hanya perkiraan. Bisa lebih, bisa juga kurang. Yang pasti orang-orang sudah pada mulai padat. Tentu saja itu menggabarkan betapa banyaknya orang yang datang.
Sebuah foto yang kini dibagikan dimedia sosial yang menunjukan Pak Jokowi sedang menyapa peserta jalan sehat. Katanya, ada sejuta orang yang hadir. Itu kemudian viral kemana-mana. Dan menjadi perdebatan orang-orang yang ingin eksis merasa paling benar. Saya sih biarkan saja. Toh itu urusan mereka.
Tapi karena saya ikut terlibat dalam kegiatan itu, dan karena saya tidak bisa menghitung secara keseluruhan jumlah manusia yang datang. Maka normal-normal saja jika saya menyebut 1.000 orang, 10.000 orang, 100.000 orang atau malah 1.000.000 orang. Itu hak saya kan karena tidak mampu menghitung jumlahnya.
Adapun ketika itu diperdebatkan. Dan kemudian merasa data inilah atau data itulah yang paling benar, yah silahkan saja. Berbeda itu kan tidak ada masalah. Yang masalah itu ketika tidak mampu menerima perbedaan. Sebab jika demikian, jangan menjadi manusia saja.
Karena kan Tuhan sudah menciptakan kita berbeda. Entah itu suku, agama, ras, budaya, dan lain-lain. Bahkan, manusia yang dilahirkan dari rahim yang sama, atau bahkan kembar identik tapi sudah pasti tidak memiliki sidik jari yang sama atau karakter yang persis sama. Jadi sudahlah, biasa-biasa saja jika berbeda.
Oh iya, ketika mengikuti jalan sehat tadi pagi itu, bagi saya ada yang cukup mengganjal. Dan itu tambah tidak membuat perasaan saya kurang sehat ketika melewati Rumah Perjuangan yang tak lain adalah basecamp pemenangan pasangan calon Nurdin Abdullah-Andi Sudirman Sulaiman (NA-ASS) pada Pilgub Sulsel lalu.
Nalar pikir saya kemudian sedikit liar. Apakah Jalan Sehat ini adalah kegiatan Presiden Jokowi atau kegiatan Pak NA dan Pak ASS? Sebab kalau tidak salah ketika belum ditetapkan sebagai pasangan calon terpilih di Pilgub Sulsel NA-ASS merancang kegiatan jalan sehat yang dikemas dalam kegiatan "Gerak Bersama Prof Andalan Serentak di 3.038 desa se-Sulsel".
Dan kalau tidak salah lagi, kegiatan itu kemudian ditunda digelar. Akan tetapi, hingga NA-ASS ditetapkan sebagai gubernur terpilih dan wakil gubernur terpilih oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) Sulsel, kegiatan tersebut tidak terlaksana. Entah kalau ingatan saya yang salah. Mohon dibenarkan jika benar, dan mohon diklarifikasi jika saya salah mengingat. hehehe