Lihat ke Halaman Asli

Puisi: Tawanan Waktu

Diperbarui: 26 Juni 2015   01:23

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com



Aku ingin menjadi tawanan waktu

yang menghitung-hitung detikku bersamanya

aku bekerja sebab itu kodratku; sebagai tawanan

berdoa sebab itu kebutuhanku

setiap pagi aku bangun dengan tersenyum

sebab masaku makin tiada lama lagi

sedang aku tahu untuk apa dan karena siapa lenganku kugerakkan hari ini

pun aku yakin perutku takkan kosong hingga besoknya lagi

sebagai tawanan, aku pun sering gelisah

begitu banyak pemicu airmata dalam masaku

tiba-tiba Penjagaku mengingatkanku: bahagia di sini tidaklah hakiki;

ia termakan masa yang kan membawa mati, melucutinya tanpa belas kasih,

sedang adanya mesti kau bayar dengan letih

Aku ingin menjadi tawanan waktu,

bukan budak waktu yang lupa akhir waktu,

bukan penanti masa yang tidak melakukan apa-apa,

Nikmat-Nya, karunia untukku

berkah-Nya, kucari dengan peluhku

ujian-Nya, keniscayaan bagiku

kasih-sayang-Nya, hadiah untukku sebagai hamba-tertawan-Nya yang berjibaku

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline