Gak hanya tentang Buruh, sejatinya banyak pertanyaan tentang RUU Agraria nya didalam yang sedikit rawan.
Emangnya udah baca sebelum nulis? Sudah dan gak perlu baca semua lah. Fokus aja dengan apa yang jadi perhatian dulu aja.
Dimana saat ini jadi rancu saat mendukung investasi asing atau negara berarti kudu pasrah bongkok dengan apa yang ditetapkan negara?
Dukung investasi bukan berarti kemudian menyerahkan begitu saja hak kepemilikan tanah "Demi Kepentingan Yang Lebih Besar". Contoh nih gini :
Rumahmu ternyata diminati investor asing mau buat kolam lele dan dia mau buat pabrik pengalengan lele buat ekspor. Bukan pasar dalam negeri, tapi ekspor ya? Catet.
Investasi gede tapi ga padat karya karena mesin industri otomasi dari hulu ke . Sebagai CSR daerah ya paling 5% sekurangnya daerah itu kudu jadi "padat karya umkm"
Kalian korporasi ngerti kan skema ini?
Hanya 5 % aja minimal untuk UKM UMKM sementara investor asing ga diwajibkan untuk nyerap tenaga kerja sebanyak banyaknya kok.
Perhitungannya adalah DIMUDAHKAN untuk investasi.
Kita nyaman nanem pisang, bisa memperkerjakan tetangga mbangun deso rame rame, meski ada sedikit dimakan bareng, pas ga ada ya laper bareng, tapi damai.
Nah sekarang diminta untuk menyerahkan lahan bondo sepolo mu dan tempat tetanggamu bekerja untuk "kepentingan lebih besar".