Lihat ke Halaman Asli

Baskoro Endrawan

TERVERIFIKASI

Keterangan apa ?

Kelud Meletus, Waspadai Potensi Bahaya Abu Vulkanik

Diperbarui: 24 Juni 2015   01:50

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1392340798831780959

Inalillahi Wa Inaillaihi Roji'un.

Gunung Kelud yang terletak di area Kediri, Jawa Timur akhirnya meletus semalam pukul 22:55 waktu setempat. Suara letusan yang lebih mirip ledakan bahkan terdengar dan terasa getarannya di Kota Semarang semalam. Disusul dengan beberapa suara 'dentuman' yang lebih ringan, kaca dirumah pun bergetar sebagai pertanda absorbsi suara dan getaran.

Seorang sahabat yang kebetulan di Blitar sempat mengabadikan fotonya saat Kelud meletus, pada saat sedang dalam perjalanan pengungsian.  Dia memberikan sebuah catatan ringan via whatsapps bahwa setelah letusan hujan turun disertai kilat yang menyambar nyambar dan disusul dengan hujan batu  berukuran cukup besar dan juga kerikil yang cukup membahayakan.

Gunung Kelud meletus . Foto diambil di Blitar Kota, Jawa Timur - Sumber : Pribadi

Pagi ini hujan abu pun menyelimuti daerah Jawa Timur,  Jawa Tengah seperti Solo, Sragen dan sekitarnya bahkan sejauh Kota Ungaran dan Cilacap . Daerah Istimewa Jogjakarta pun dikabarkan masih terselimuti abu vulkanik pasca letusan Kelud semalam.

Selain berjaga jaga akan adanya potensi letusan susulan, tak kalah pentingnya untuk mewaspadai potensi bahaya abu vulkanik  terhadap kesehatan. Selain gangguan pernafasan skala ringan,  abu vulkanik yang mengandung  silika berpotensi untuk menyebabkan penyakit paru paru Silikoisis.

13923423161494054828

Kota Jogjakarta pagi ini tertutup abu vulkanik : sumber foto : adhi wicaksana

Silikoisis akan mudah menyerang di daerah dengan tingkat debu silika yang tinggi, seperti yang terjadi pada saat ini. Kenali gejala awalnya pada saat mengalami kesulitan nafas, terbatuk akibat terhirupnya debu silika ini kedalam paru paru.  Debu silika yang terhirup bahkan dalam jumlah yang relatif kecil dan tidak kasat mata pun dapat berinkubasi selama 2 sampai dengan 4 tahun, dan pada akhirnya pun dapat mempengaruhi kinerja organ tubuh yang lain, seperti di gagal jantung.

13923425252057073657

pergunakan masker. sumber : rsisultanagung.co.id

Iritasi pada pernafasan yang timbul saat abu vulkanik tersebut secara tidak sengaja terhirup pada saat kita bernafas dapat menimbulkan gangguan pernafasan yang awalnya tampak ringan, namun berbahaya jangka panjangnya, terutama pada anak anak. Penggunaan masker sangat dianjurkan dan hindari beraktivitas di luar rumah /ruangan untuk sementara waktu dengan asumsi paparan terhadap resiko abu vulkanik di minimalisir.

Selain pernafasan, abu vulkanik yang mempunyai komposisi batuan halus dan bahkan silika berpotensi pada bahaya terhadap iritasi mata. Kornea mata yang terpapar secara langsung pada awalnya mengalami iritasi, dan dapat tergores akibat dari penanganan yang salah. Hindari mengucek mata pada saat mata terasa gatal atau perih terkena paparan abu vulkanik atau debu yang tak terlihat ini. Para pengguna lensa kontak pun diharapkan lebih berhati hati karena sifat abrasi yang ada pada abu /debu vulkanik sendiri.  Pergunakan tetes mata saat mengalami iritasi, dan kaca mata sebagai pelindung kontak langsung terhadap debu yang ada di udara.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline