Lihat ke Halaman Asli

Baskoro Endrawan

TERVERIFIKASI

Keterangan apa ?

Gen Si Kaki Ayam - Getirnya Perang dari Sisi yang Berbeda

Diperbarui: 25 Juni 2015   02:04

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1344445060516285742

Masih duduk di bangku Sekolah Dasar. Itulah saat saya berhasil mendapatkan komik 'manga' saya yang pertama.  Saat itu, sebuah kapal  merapat di pelabuhan Tanjung Mas ,Semarang untuk mengadakan pameran buku. Kami sekeluarga yang memang penggila buku bergegas kesana untuk sekedar mencari buku buku yang menarik.  Harga miring pameran pun menjadi daya tariknya. Di sanalah, tatap muka pertama . Komik 'Gen Si Kaki Ayam ' saya. Hanya ada satu buah , yang merupakan kompilasi atau bundel dari beberapa edisi. Bekas, tampaknya. Dan sudah disadur ke Bahasa Indonesia Awalnya, sebagai seorang anak kecil tentu hanya tertarik dengan gambarnya. Jadi tertarik, karena belum pernah punya koleksi komik jepang sama sekali.  Dan akhirnya, komik pun berpindah tangan untuk bisa dinikmati. Lembar demi lembar,  masih ingat saat menikmatinya. Note : Komik Gen Si Kaki Ayam by Keiji Nazakawa. Versi orijinal  " Hadashi No Gen dan saduran Indonesianya " Gen si Kaki Ayam ".Picture edited from house of question and en.gigazine.net Komik Gen Si Kaki Ayam sendiri bercerita tentang kehidupan Gen, sang tokoh yang merupakan seorang bocah Jepang yang tinggal di Hiroshima bersama keluarganya. Setting waktu adalah saat perang dunia kedua.   Kehidupan mereka yang sederhana, menjadi susah karena peperangan. Jepang, pada saat itu sedang gencar gencarnya melakukan invasi.  Bahkan mereka sempat dijuluki "Nazi" dari Timur, karena kengerian yang di akibatkannya. Ingatan penulis terlintas dan entah kenapa masih lekat saat mengingat sebuah adegan di komik Gen si Kaki Ayam tadi, dimana keluarga Gen harus merelakan barang barangnya untuk keperluan perang. Mereka dipaksa untuk menyerahkan barang berharga mereka, terutama yang terbuat dari besi untuk keperluan dibuat senjata. Tentu, dari tentara Jepang sendiri. Hidup Gen dan keluarganya sangat pas pasan.  Ada sebuah kejadian dimana Gen dan adiknya ( saya lupa namanya) sibuk membunuh kutu  yang menggigiti mereka.  Di rambut mereka, ada yang di baju, dan bahkan di lipatan lipatan kasur.  Sungguh adegan yang menggelikan sekaligus memilukan. Khas komik manga, dimana mereka terlihat meloncat loncat dengan mimik muka yang lucu karena kegatalan. Ada satu adegan lagi, yang benar benar melekat di ingatan. Saat mereka kelaparan. Tak punya apa apa untuk dimakan, hanya sejumput beras untuk seluruh keluarga dan harus bertahan sepanjang musim panas lamanya. Akhirnya, Ibu Gen kecil pun harus memasak beras tersebut dengan campuran air yang sangat banyak. Hanya beberapa gulir beras setiap memasak. Dan Gen atau adiknya akan berebut dan kegirangan saat 'sup beras' tersebut dihidangkan. Berharap mereka akan dapat mendapatkan satu bulir beras didalam sup beras mereka. Lagi lagi, mimik muka lucu terlihat saat mereka berhasil mendapatkannya. Kepuasan, saat bisa mendapatkan bulir beras tadi. Tapi mereka terus kelaparan.   Tak ketinggalan, aksi para tentara Jepang yang terus terusan menyambangi  mereka untuk merampas harta.  Gen dan keluarganya terus menderita. "Gen, jadilah sebuah gandum. Walau diinjak injak, tapi tetap tumbuh dan bertunas " - Hideshi No Gen Di bagian cerita komik tersebut, ada sisi sejarah. Saat bom atom  "Little Boy"  yang dikirim oleh Amerika memporak porandakan kota Hiroshima, dimana Gen dan keluarganya tinggal.  Tak ingat pasti bagaimana kelanjutannya, tapi Gen kehilangan beberapa anggota keluarganya yang akhirnya membuatnya sangat membenci peperangan. Bom atom yang memporak porandakan kota Hiroshima pada tanggal 6 Agustus 1945 menyusul kota Nagasaki pada 9 Agustus 1945 adalah sebuah fakta sejarah. Pada saat yang sama, di belahan bumi Pertiwi.  Indonesia, sedang memperjuangkan kemerdekaannya.  Perang Pasifik dan juga invasi Jepang ke Indonesia pun mengambil satu titik waktu yang tak jauh berbeda. Kengerian terhadap perang dan invasi Jepang yang walaupun 'hanya' sekitar 3,5 tahun masih berbekas sampai dengan sekarang. Dari komik Gen si Kaki Ayam itu sendiri, saya belajar sebuah arti peperangan.  Disaat  tentara dari bangsa Gen, sedang melakukan aksi kebrutalan dimana mana, kenyataan yang terjadi,  pada saat yang bersamaan, rakyat Jepang pun sangat menderita pada jaman tersebut.  Saat rakyat Indonesia  menderita karena ulah pasukan Jepang pada saat itu, Gen kecil pun bersama keluarganya juga sangat menderita. Semangat jibaku dan pekikan "Banzai" tentara Jepang sama sekali tak mewakili kepedihan Gen kecil dan keluarganya. Juga untuk berjuta juta warga Jepang lainnya. Propaganda akan sebuah 'kemenangan perang' oleh Jepang  yang selalu dielu elukan di sana tak mampu membuat mereka makan, bahkan kelaparan  dan tidur dengan nyenyak. Komik Gen si Kaki Ayam yang saya baca pun sudah rusak bersama sama dengan koleksi Album Cerita Ternama, kumpulan komik R.A Kosasih, koleksi Action Comics dan yang lainnya.Terjadi  saat hujan dan tiba tiba atap rumah kami rusak dan mengalami kebocoran.  Rusak sudah semua. Tapi kenangan dari  komik Gen Si Kaki Ayam tersebut, walau hanya sebuah fiksi yang bersandar pada satu kenyataan sejarah, berhasil memberikan sebuah pelajaran berharga : "Tak ada yang menang dalam sebuah peperangan, dan masing masing pihak akan terus menyimpan sebuah sejarah yang kelam" Dirgahayu Republik Indonesia ke 67. Sumber Tambahan : *Gen si Kaki Ayam ( Hadashi No Gen/ Barefoot Gen  ) adalah komik manga hasil karya Keiji Nazakawa http://en.wikipedia.org/wiki/Barefoot_Gen * Atomic Bombing of Hiroshima and Nagasaki : http://en.wikipedia.org/wiki/Atomic_bombings_of_Hiroshima_and_Nagasaki

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline