Dia. Best Friend ku yang begitu keras diluar dan sangat lembut didalam, sosok yang selalu manis ketika tersenyum membuat orang yang melihatnya sulit untuk melupakannya. Matanya yang begitu indah dan selalu bersinar ketika ditatap.
Perempuan manis yang ku kenal
Kerasnya kehidupan ini tak akan membuatmu berhenti menyayanginya
Deburan ombak dengan jutaan ikan laut tak akan membuatmu berhenti memperjuangkannya
Lika liku masalah tak membuatmu jera mendampinginya
Dinginnya kutub selatan takkan cukup membuatmu untuk menjauhinya
Kau memang perempuan bodoh
Hanya untuk tujuan memperbaikinya menjadi lebih baik
Kau korbankan segala yang kau punya
Entah apa yang kau lihat dari dirinya sehingga kau rela berkorban demi dirinya
Rasanya pasir di lautan lebih sedikit dibanding banyaknya luka yang telah dia beri
Jangan lupakan garam yang dia tabur pada luka yang belum mengering
Jangan lupakan makian kasar bak pedang tajam yang tak hentinya mengoyakmu
Dan lagi, kau masih memilih menemani
Mungkin benar,
Cinta, dan sayang mengalahkan akal sehat
Dia memang bodoh menyianyiakanmu,
Tapi kau lebih bodoh dengan tetap mempertahankannya
Dan untukmu lelaki batu bara,
Lelaki yang berotak dangkal
Lisanmu laksana ujung tombak yang kau balut dengan coklat hangat
Janji semanis madu yang hanyalah penawar semu
Pandainya kau bersilat lidah wahai lelaki batu bara yang 'katanya gagah berani'
Nyatanya kau hanya terus menebar duri
Dan lagi, tak hentinya kau melemparkan tombakmu
Mengoyak hati selembut sutra
Merobek kain yang sudah menjadi perca
Melukai perih yang kian melebar
Barang kali kau lupa, akan ku ingatkan
Jangan lari untuk dikejar
Boleh jadi perempuan bodoh itu tersasat
Jangan pergi untuk dicari
Boleh jadi perempuan bodoh itu berhenti ditepi
Yang menginginkannya bukan hanya kau
Yang menyayanginya bukan hanya kau
Dia bagaikan bunga matahari
Yang selalu mengikuti kemana arah mataharinya pergi
Walaupun dia tau, mataharinya tak peduli
Baginya, melihatmu bersinar terang sudah lebih dari cukup
Dia akan gugur saat kau tak hadir berhari-hari
Ceria kelopaknya akan terus menunggu
Tanpa kau tahu, dia akan layu setelahnya
Dia lebih berarti dari rentetan kesibukan mu
Jangan menganggapnya mudah
Dia bahkan lebih sulit dari soal Statistika yang menguras otak
Kata maafmu hanyalah formalitas
Lupakan dan teruslah bahagia best friend ku
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H