Lihat ke Halaman Asli

Nurdin Vs Gayus: Kongres II Mafia

Diperbarui: 26 Juni 2015   08:21

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1298436574258527990

[caption id="attachment_91473" align="aligncenter" width="626" caption="Nurdin VS Gayus"][/caption] Baru-baru ini telah dilaksanakan Kongres II Mafia berhasil dan sukses. Berikut ringkasan hasil diskusinya :

Gayus : “Saya lebih hebat dan terkenal dari Bang Nurdin dalam segala hal, oleh sebab itu saya layak dijadikan sebagai Raja Mafia Indonesia”

Nurdin : “Tunggu dulu Bung Gayus, anda hanya baru berhasil mengemplang pajak 25M ditambah 75M dari simpanan di bank. Itu kecil dibandingkan prestasi saya (sambil menunjuk data-data keberhasilannya) :

  1. Selama menjabat Dirut Puskud Hasanuddin merangkap Kepala BPPC Sulsel, berhasil menyelewengkan SWKP Sulsel senilai Rp 115,7M.
  2. Pada 4 Mei 1998, BPPC menyerahkan dana sebesar Rp. 1,112T kepada saya selaku Ketua Umum Inkud.
  3. Saya juga menikmati Kredit Likuiditas Bank Indonesia (KLBI) yang dikucurkan untuk BPPC dimana saya bagian dari BPPC dan juga Ketum Inkud.
  4. Saya berhasil mengemplang uang sebesar Rp169M setoran ke Bulog untuk jual beli minyak goreng “
  5. Saya berhasil mendapatkan fee selama saya jadi Ketum PSSI dari : Sponsor, APBD dan APBN, Jual beli Pemain, mengatur hasil pertandingan dan lain-lain”

Gayus : “Tapi Bang Nurdin sudah pernah dipenjara dan mantan napi, sedangkan saya masih dalam proses, masih bisa banding. Dengan uang yang saya miliki, saya masih bisa banding dan menyogok hakim-hakim ada kemungkinan saya bebas”

Nurdin : “Seorang mafia sejati harus lah seorang mantan napi, sehingga bisa merasakan bagaimana di penjara. Saya berpengalaman untuk mengatur penjaga lapas hingga memperoleh fasilitas mewah”

Gayus : “Kalau sekedar pengaturan penjaga lapas, saya ahlinya Bang. Saya bisa ke Bali, Malaysia, Singapura, Macau dan Hongkong. Liat ini beritanya (sambil menunjuk beberapa media”. Bang Nurdin ga baca berita ya. Payah Bang Nurdin belum layak memimpin mafia Indonesia”

Nurdin : “Sebentar. Anda keluar masuk penjara tapi bisa diendus dan ketangkap. Sedangkan saya bebas merdeka ga ada yang tahu. Ini salah satu permainan licin saya. Saya boleh dipenjara, tapi saya bebas dan bisa ngelonin istri dirumah tanpa ketahuan”

Gayus : “Saya dekat dengan ARB dan konglemerat2 lainnya. Saya yang ngurus pajak mereka. Saya memperoleh perlindungan lahir batin dari mereka. Dari keuangan hingga proses hukum dipengadilan”

Nurdin : “Apa anda tidak tahu, sebelum anda dekat dangan ARB saya duluan jilat dan nyembah ARB. Saya pemain lama dan berpengalaman sejak TS sampai SBY. Bahkan pimpinan tertinggi negara ini ga berani ama saya. Semua termehek2 atas kepiawaian saya dalam menaklukkan mereka. Saya mafia sepanjang masa yang patut diperhitungkan didunia”

Gayus : “Walaupun Bang Nurdin seorang mafia sejati, saya masih tetap tidak setuju kalau Bang Nurdin jadi Raja Mafia Indonesia. Kecuali kalau Bang Nurdin mau mencium tangan dan menjilat pantat saya”

Nurdin : “Ok la kalo begitu. Demi pundi-pundi fulus yang akan saya dapatkan, saya rela mencium dan menjilat pantat Bung Gayus. Tapi jangan kasih tahu ke anak saya yang baru kawin itu ya. Soalnya dia udah ngirim surat pembelaan mati-matian demi saya. Bagaimanapun didepan keluarga, saya harus menjadi orang baik-baik walaupun yang saya bawa pulang uang dari korupsi Sesuai dengan slogan saya “Dimana Bumi Dipijak, Disitu Duit Dijunjung”

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline