Lihat ke Halaman Asli

Indonesia sebagai Pasar

Diperbarui: 23 Juni 2015   23:04

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bisnis. Sumber ilustrasi: PEXELS/Nappy

Dipandang dari populasi bangsa Indonesia adalah sebuah bangsa yang besar.  Secara geografis Indonesia juga merupakan sebuah negara yang besar. Berkat usaha Pemerintah Hindia Belanda kerajaan-kerajaan kecil di seantero nusantara dipersatukan dalam satu payung Hindia Belanda. Pada era kemerdekaan Presiden Soekarno menyatakan bahwa seluruh bekas wilayah pendudukan Belanda menjadi satu kesatuan wilayah NKRI.

Letak negara Indonesia sangat strategis. Itu adalah suatu keuntungan alamiah bagi bangsa Indonesia. Secara cultural bangsa Indonesia sangat kaya. Namun demikian tidak bearti tanpa tantangan. Pemerintah dengan segala sarana modern belum mampu mengoptimalkan segala kelebihan yang dimiliki oleh bangsa Indonesia. Selama hampir 69 tahun Indonesia berdiri sebagai negara merdeka Indonesia masih dirundung oleh persoalan internal. Entah itu persoalan etnis, keagamaan, atau wilayah. Situasi kadang-kadang diperburuk oleh pihak-pihak tertentu, yang menganggap dirinya sebagai pendiri negara Indonesia.

Namun sebagai pasar Indonesia tetap menjadi incaran negara-negara industry, seperti Amerika, Jepang, China, and negara-negara Eropa. Bukan hanya negara-negara besar, tetapi juga negara-negara tetangga yang baru bangkit dari keterpurukan bisa menjadikan Indonesia sebagai medan export bagi produk-produk mereka. Thailand dan Vietnam misalnya banyak memasarkan produk-produk agrikultura ke Indonesia. Negara-negara industry berlomba-lomba memasarkan automobile, lokomotif, dan pesawat terbang ke Indonesia. Sementara itu, Indonesia dalam hal ini Pemerintah RI sampai saat belum mengeluarkan produksi automotif yang mendiri dan 100% buatan Indonesia. Sedangkan, India yang dimerdekakan dari Inggris 1948 berhasil mengkombinasikan status negara agraris dan industry. Demikianlah pula China, Iran, Malaysia masing-masing sudah memiliki industry andalan hasil karya putra-putri bangsa negara-negara itu.

Konsekuensi dari semua itu menempatkan Indonesia sebagai negara pengimport. Konsekuensi lanjut mata uang rupiah harus dipakai untuk membeli uang dollar. Setelah mempunyai sejumlah dollar Pemerintah Indonesia melalui Departemen Perdagangan mengimport barang-barang untuk dibeli oleh masyarakat di Tanah Air. Tidak bearti Indonesia tak memiliki export. Indonesia sudah sejak 1970-an sudah mengembangkan export non-migas. Misalnya, aneka kerajinan tangan, sepatu, kain, busana muslim, aneka mainan anak-anak. Di samping itu ada export lain seperti minyak mentah sawit dan kayu hasil membabat hutan.

Untuk menjadi negara yang sungguh berdaulat dan merdeka dari ketergantungan pada fihak-fihak asing, Indonesia masih harus membuktikan diri sebagai bangsa yang kuat secara spiritual dan kebangsaan. Jika hal itu telah tercipta, langkah selanjutnya ia memperdayakan segala komponen bangsa apapun suku dan agamanya untuk mewujudkan impian Presiden Soekarno-Hatta, yaitu membangun Indonesia yang merdeka dan berdikari. Selama upaya kearah itu tak mendapat ruang, maka modal asinglah yang akan menguasai perekonomian Indonesia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline