Lihat ke Halaman Asli

Muhammad Aliem

ASN di Badan Pusat Statistik.

Politik "Jalan Santai" Menjelang Pemilu

Diperbarui: 23 Maret 2018   19:29

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Tahun politik sebentar lagi akan menyapa. Para politikus telah memulai aktivitas untuk mengumpulkan suara sebanyak mungkin.  Banyak hal yang bisa dilakukan dalam rangka menarik simpati masyarakat. Dari pemberian bantuan langsung hingga hadiah umroh gratis dalam bingkai acara jalan santai. Dalam perhelatan Pilkada dan Pileg, acara jalan santai adalah salah satu agenda rutin. Supaya banyak yang ikut, puluhan hingga ratusan hadiah pun disiapkan oleh panitia pelaksana. 

Di sela-sela acara tersebut, sang politisi akan menyampaikan orasi di depan para peserta. Tujuan utamanya tak lain dan tak bukan adalah untuk meraih simpati untuk bisa terpilih kembali. Suara anda menjadi begitu  penting bagi keberlangsungan karir politik mereka. Biasanya, peserta akan diberikan baju kaos yang telah dilabeli jargon sang politisi. Mulai dari foto, kalimat ajakan, dan embel lainnya. Lambang partai akan tercetak cantik di baju. Ajakan untuk memilih calon tertentu menjadi unsur yang sangat diperhatikan sang designer. Pokoknya, tujuannya hanya berpusat pada "suara" anda pada pemilu nanti.

Tak lengkap kiranya acara jalan santai tanpa hadiah menarik. Mulai dari yang murah hingga barang yang bernilai ratusan juta. Contohnya, digratiskan biaya ibadah umroh dan rumah gratis. Selain itu, sepeda menjadi hadiah wajib di setiap perhelatan acara jalan santai. Selain hadiah, senyum termanis dari para politikus akan menghiasi di sepanjang waktu penyelenggaraan acara. 

Kalau biasanya, ada yang bersikap cuek, enggan senyum apalagi menyapa kita, hal tersebut dipastikan akan mengalami perubahan menjelang pesta demokrasi. Senyum mereka akan lebih diobral lagi. Pastinya, Selain mengobral janji-janji termanis.

Jumlah massa yang hadir pada acara jalan santai belum bisa menggambarkan kekuatan suara partai atau politisi. Politik masih sangat dinamis. Hari ini ikut jalan santai si "A", besok masih bisa ikut acara si "B"  yang merupakan lawan politik si "A". 

Komitmen adalah suatu hal yang hampir tabu dalam politik. Bisa saja, hari ini anda mendukung si "A", tapi jika sudah berada di bilik suara, bisa saja memilih yang lain. Begitupun dengan pasangan calon itu sendiri. Sebelum tercetak di kertas suara, pasangan calon masih bisa berganti. Konflik kepentingan sudah dianggap biasa. Yang penting dukungan partai mengalir dalam bentuk surat rekomendasi. 

Sebagai pemilik suara, kita berhak memilih sesuai kompetensi sang politisi. Karir politiknya menjadi rekam jejak yang wajib ditelusuri. Pemilik suara harus punya kriteria bagi calon pemimpinnya. Memilih calon pemimpin dan calon legislatif tak sebatas nilai hadiah jalan santai. Harus ada alasan kuat yang bermuara pada keberhasilan pembangunan yang bisa membawa rakyat sejahtera di bawah kepemimpinan-nya. 

Masyarakat harus lebih cerdas lagi dalam memberikan hak politiknya. Suara anda adalah sebongkah emas di masa pemilu. Jangan gadaikan hanya karena lembaran rupiah semata. Suara anda akan berdampak selama lima tahun. Mungkin setelah pemilu, suara anda akan kembali seperti biasa, tak dianggap hingga waktu pemilu berikutnya datang lagi. Selamat berjalan santai dan berpesta demokrasi dalam  situasi tetap aman dan kondusif. (*) 

Artikel ini juga diposting di www.basareng.com




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline