Banyak orang menganggap bahwa pengumpul data lapangan sebaiknya diisi oleh seorang laki-laki, khususnya yang tugas di wilayah pegunungan, sulit dijangkau, sepi di hutan, dan daerah lainnya yang cukup menakutkan. Kekuatan fisik sangat dibutuhkan dan menjadi syarat yang tidak bisa diabaikan. Terkadang, rembulan menjadi teman perjalanan pulang di waktu malam dengan nada musik hutan yang mengalun indah.
Tapi jangan salah, Koordinator Statistik Kecamatan (KSK) pun punya banyak srikandi yang kemampuannya tak perlu diragukan lagi. Wilayah sulit pegunungan, pulau, daerah sungai tidak menjadi penghalang. Panas dan hujan seakan menjadi sabahat setia di perjalanan sebagai bakti bagi negeri. Dedikasi yang diberikan dengan mengumpulkan serpihan data dari masyarakat.
Tak peduli waktu, seringkali harus menyesuaikan dengan responden. Jika responden hanya punya waktu di malam hari, mereka pun siap dengan kondisi tersebut. Walaupun anak-anak dan suami mereka telah menunggu di rumah. Karena mereka juga adalah seorang Ibu rumah tangga yang memiliki kewajiban mengurus rumah tangga. Luar biasa.
Di tengah keterbatasan sebagai seorang perempuan, srikandi KSK Nusantara dituntut untuk menyelesaikan pengumpulan data. Apapun yang menjadi penghalang tidak boleh menjadi alasan. Terkadang, mereka harus merelakan waktu berharga bersama buah hati mereka. Bahkan, beberapa srikandi pernah merasakan keguguran. Mungkin karena tubuh sudah tak kuat lagi melawan padatnya pekerjaan atau pun lelah di jalan yang rusak. Ada juga srikandi yang harus melewatkan harinya terbaring di ruang dingin rumah sakit. Kelelahan dalam perjuangan di lapangan.
Tapi apakah semua rintangan itu membuat gentar? Jawabannya tidak. Setelah masa pemulihan, mereka tidak merengek untuk beralih jabatan, menjadi staf misalnya. Mereka tetap menjalani takdir sebagai seorang KSK yang mengabdi kepada negeri dengan pensil di jemari. Hingga saat tepat mereka diangkat untuk mengisi jabatan yang lebih tinggi.
Saya hanya ingin menegaskan bahwa di balik data yang dirilis oleh BPS, terdapat butiran keringat para srikandi. Ada perjuangan perempuan-perempuan hebat di balik sebuah angka. Ada pengorbanan mereka yang harus merelakan waktu kebersamaan keluarga. Semua demi data berkualitas. Walaupun harus menembus hutan belantara, menyeberangi sungai dan lautan, mendaki pegunungan, dan duduk di meja kerja saat hari libur tiba.
Semoga segala pengorbanan para perempuan hebat menjadi pemantik semangat. Dan berujung pada Data Berkualitas yang menjadi penentu keberhasilan pembangunan. Karena pembangunan negara bukan hanya kewajiban para lelaki. Terdapat peran perempuan (IBU) hebat di dalamnya. Selamat Hari Ibu.... Barakallah. (*)
.
Gowa, 22.12.2017
Muhammad Aliem
Foto-foto credyt to Grup WA KSK Nusantara BPS RI