Lihat ke Halaman Asli

Muhammad Aliem

ASN di Badan Pusat Statistik.

Jejak Kebesaran Kerajaan Gowa dan Potensi Kabupaten Gowa

Diperbarui: 19 November 2017   20:56

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Istana Balla Lompoa (Sumber : https://jejakvicky.files.wordpress.com/2012/04/revitalisasi-balla-lompoa.jpg)

Refleksi Hari Jadi Gowa yang ke-697 --Pelaut Kerajaan Gowa dikenal sangat tangguh di masa lalu. Namun, hal itu hanya tinggal sejarah. Hanya tersisa kurang dari satu kilometer garis pantai . Perekonomian Kabupaten Gowa didominasi sektor pertanian dan menjadi salah satu daerah dengan pertumbuhan ekonomi tinggi di Sulawesi Selatan (Sulsel). 

Kerajaan Gowa dikenal dengan tokoh Sultan Hasanuddin sebagai salah satu pahlawan nasional bangsa. Keberaniannya dalam menghadapi penjajah di masanya akan selalu menjadi bagian sejarah bangsa. Dulunya, Gowa dikenal sebagai salah satu daerah yang perkasa di lautan dengan para pelaut pemberani.

Sejarah sebagai salah satu kerajaan maritim di nusantara tidak berbekas lagi hari ini. Perekonomian Kabupaten Gowa didominasi oleh sektor pertanian. Sebagian besar penduduk mengais rezeki di bidang pertanian. Penduduk terdiri dari beragam jenis suku, agama, dan Bahasa.

Potensi penduduk Gowa dapat dilihat dari angka rasio ketergantungan. Menurut BPS Kabupaten Gowa, Rasio ketergantungan penduduk Kabupaten Gowa sebesar 65,74 persen. Artinya, setiap 100 orang penduduk produktif (15-64 tahun) menanggung 65 sampai 66 orang penduduk non-produktif (0-14 tahun ditambah 65 tahun ke atas). Sex Ratiosebesar 97 persen, artinya terdapat 97 penduduk laki-laki diantara 100 penduduk perempuan).

Jika melihat sisi perekonomian, pertumbuhan ekonomi Gowa cukup tinggi dan berada di atas angka Provinsi Sulsel yaitu sebesar 7,63 persen pada 2016. Dilihat dari distribusi pengeluaran, konsumsi rumah tangga masih menjadi komponen utama pembentuk pertumbuhan ekonomi  dengan 62,63 persen. Sedangkan menurut distribusi lapangan usaha, sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan masih yang tertinggi dengan 31,03 persen.

Salah satu potret keberhasilan pemerintah daerah adalah dengan melihat angka Indeks Pembangunan Manusia (IPM). Kabupaten Gowa mencatatkan angka 67,70 untuk IPM tahun 2016. Angka ini jauh meningkat jika dibandingkan IPM Gowa tahun 2011 yaitu hanya sebesar 64,42. Dari segi kesehatan, penduduk Gowa memiliki harapan hidup sebesar 69,92 tahun. Dari segi pendidikan, Rata-Rata Lama Sekolah sebesar 7,52 tahun dan Harapan Lama Sekolah sebesar 13,03 tahun. Artinya, penduduk memiliki harapan untuk bersekolah hingga jenjang perkuliahan semester satu . Sedangkan rata-rata lama sekolah hingga kelas satu SMP.

Potret kemiskinan di Kabupaten Gowa bisa dilihat dari data kemiskinan yang dirilis BPS pada Maret 2017. Jumlah penduduk miskin di Gowa mencapai 61.520 jiwa (8,40 persen) dengan Garis Kemiskinan Rp 316.428 per kapita per bulan. Artinya, rumah tangga dikatakan miskin jika pengeluarannya berada di bawah Rp 1.265.712 dengan 4 (empat) orang dalam satu rumah tangga. Hal yang perlu mendapat perhatian adalah mengenai Indeks Kedalaman Kemiskinan dan Indeks Keparahan Kemiskinan. Indeks Kedalaman Kemiskinan Gowa sebesar 1,59, sedangkan Indeks Keparahan Kemiskinan mencapai 0,47.

Dari sisi keadaan ketenagakerjaan, Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) Gowa sebesar 62,17 persen. Dengan angkatan kerja sebanyak 333.179 jiwa dan bukan angkatan kerja sebanyak 202.740 jiwa. Terdapat 20.453 pengangguran di Kabupaten Gowa dengan jumlah orang yang bekerja mencapai 312.726 jiwa. Sehingga Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Kabupaten Gowa mencapai 6,14 persen.

Dengan melihat beberapa angka indikator di atas, pemerintah dapat mengambil kebijakan untuk memperbaiki kualitas pembangunan di Kabupaten Gowa. Baik pembangunan fisik maupun pembangunan manusia di Gowa. Diantaranya adalah kualitas pendidikan yang terus dibenahi. Hal ini berkaitan erat dengan persiapan memasuki tahun bonus demografi, dimana penduduk umur produktif lebih banyak dibandingkan nonproduktif.

JIka kualitas pendidikan bagus, maka umur produktif akan diisi oleh penduduk yang memiliki daya saing tinggi. Dengan begitu, mereka bisa terserap di dunia kerja baik sebagai tenaga kerja, maupun pengusaha yang mencetak lepangan kerja. Sektor kesehatan pun harus tetap diperbaiki pasca ditolaknya gugatan pemerintah daerah di MK tentang BPJS kesehatan.

 Tidak menutup kemungkinan Kabupaten Gowa akan menjadi salah satu daerah dengan perekonomian terbaik di Indonesia. Semuanya menjadi mungkin jika pemerintah peka terhadap angka statistik yang menjadi indikator pembangunan. Apalagi  Gowa tengah bersiap menjadi kabupaten pendidikan. Dengan sumber daya manusia yang memiliki kualitas pendidikan yang mumpuni, maka Era kejayaan Kabupaten Gowa akan terwujud secepatnya. (*)

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline